5 Posting Terbaru

Sabtu, 12 Mei 2012

Cari Pengganti Rossi, Italia Adakan Kontes "Talenti Azzurri"

Era Valentino Rossi secara perlahan mulai redup. "The Doctor", yang merajai arena balap motor sejak melakukan debutnya pada 1996, tak lagi bergandengan dengan kemenangan dalam dua musim terakhir. Peraih tujuh gelar MotoGP ini mengalami kesulitan setelah bergabung dengan Ducati pada musim lalu.

Para pebalap muda Italia yang tampil di Moto3. Mereka termasuk pebalap yang ikut kontes mencari bakat, Talenti Azzurri.

Kenyataan yang dihadapi Rossi membuat Italia tak punya pebalap andalan lagi untuk kelas premier. Kini menjadi era Spanyol, yang diwakili Jorge Lorenzo (Yamaha) serta Dani Pedrosa (Repsol Honda), serta pebalap Australia, Casey Stoner (Repsol Honda). Padahal, Rossi dan tiga pebalap itu selalu menjadi big four, yang membuat MotoGP sangat menarik untuk disaksikan.

Nah, tak ingin mengalami krisis pebalap jika Rossi akhirnya memutuskan untuk mundur dari balapan roda dua, Italia mengadakan program pencarian bakat yang diberi nama Talenti Azzurri. Event yang diselenggarakan Federasi Motor (FMI) ini sudah berlangsung sejak dua tahun silam dan mulai menunjukkan hasil menggembirakan karena muncul beberapa pebalap muda berbakat yang memiliki masa depan cerah.

Dua pebalap jebolan "kontes" pencarian bakat itu adalah Romani Fenati dan Niccolo Antonelli, yang menunjukkan performa impresif di awal musim 2012 ini. Berusia 16 tahun, kedua pebalap tersebut, khususnya Fenati, menarik perhatian ketika tampil pada seri pembuka kelas Moto3 di Qatar, awal April, di mana dia (Fenati) finis di posisi kedua—Antonelli di urutan ke-17.

Pada seri kedua di Jerez, Fenati membuat kejutan dengan menjadi pemenang, sedangkan Antonelli meningkat ke posisi ke-8. Sedangkan pada seri ketiga pekan lalu di Portugal, Antonelli finis di posisi keenam, dan Fenati gagal menyelesaikan lomba.

"Itu dimulai dua tahun lalu, dan akan diteruskan sampai 2015," ujar kepala balap federasi Italia, Alfredo Mastropasqua. "Tujuannya adalah untuk menemukan pebalap baru, dan membantu mereka bertumbuh, baik secara profesional maupun pribadi."

Tak sedikit dana yang harus diinvestasikan untuk mewujudkan tekad tersebut. Diperkirakan, uang yang harus dikeluarkan sekitar 2,2 juta euro— dan biaya besar itu sudah memperlihatkan hasil. "Di Moto3 kami menjalankan tim kami sendiri, Tim Italia, secara langsung," lanjut Mastropasqua. "Dan kami juga mendukung tim lain, sama seperti yang kami lakukan di WSBK dan Superstock.

"Kami ingin membantu pebalap muda melakukan debutnya di ajang internasional, atau pebalap yang masih muda, tetapi memiliki beberapa masalah untuk beberapa alasan. Salah satu aspek adalah faktor dukungan ekonomi yang kami berikan, dan lainnya adalah struktur dukungan kami untuk membantu mereka dengan cara lain. Sebagai contoh, FMI sudah memiliki konsultasi pebalap dengan psikolog olahraga Mirko Mazzoli."

Bergerak untuk sampai ke tingkat dunia adalah langkah terakhir dari proses yang dimulai sejak delapan tahun. "FMI juga menangani berbagai kejuaraan nasional, termasuk mini-GP, pre-GP, dan CIV. Pada tingkat ini kami memberikan dukungan kepada semua orang, tak peduli siapa mereka, dan jika ada pebalap yang membutuhkan bantuan ekonomi, kami juga membantunya."

Namun, saran dan dukungan tidak hanya diarahkan pada kegiatan di track. "Anak-anak kami harus pergi ke sekolah dan mengambil kursus bahasa Inggris," jelas Mastropasqua. "Nantinya, kami bermimpi membangun sebuah struktur, yang terletak di daerah iklim hangat, di mana selama musim dingin para pebalap bisa belajar di pagi hari dan membalap pada sore hari.

"Program kami saat ini memberikan setiap pebalap kesempatan untuk menyelesaikan dua musim penuh, untuk yang ketiga dapat ditambahkan dalam kasus khusus. Kami menginginkan pertumbuhan yang konsisten dan konsistensi, tanpa memberi beban terlalu banyak pada para pebalap, atau mendesak mereka."

Hasil awal yang diperlihatkan Fenati di Moto3 sudah jelas membantu menghasilkan beberapa publisitas positif bagi proyek, terutama pada saat banyak kalangan menganggap pebalap Italia mulai krisis.

"Pada awalnya tidak mudah untuk meraihnya. Kami membutuhkan perubahan mentalitas. Tetapi, Presiden FMI Paolo Sesti selalu sangat mendukung. Tanpa ragu, kinerja orang Roma itu telah membantu meningkatkan profil proyek kami, bahkan di luar Italia. Tetapi, kami tidak merasa seperti pekerjaan kami sudah dilakukan. Masih banyak tersisa untuk diselesaikan. Kami ingin memberikan anak-anak sebuah kesempatan untuk terus memelihara impian mereka."  

Sumber : Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Topik Populer Bulan ini