5 Posting Terbaru

Sabtu, 09 Agustus 2008

Kamera Mata Bionik untuk Tunanetra


Selama bertahun-tahun, beberapa ilmuwan berupaya menciptakan transplantasi mata bionik untuk menjawab harapan penyandang tunanetra. Beberapa periset AS memprediksi dapat mencapai langkah revolusioner terhadap teknologi video dan fotografi digital yang suatu saat nanti dapat menyembuhkan kebutaan.

Ini merupakan terobosan dari teknologi fiksi-sains di film Terminator yang pernah diperankan aktor Arnold Schwarzenegger pada tahun 1984. Dalam film itu, Arnold Schwarzenegger menggunakan mata bionik yang berfungsi mengubah penglihatannya ke dalam informasi digital.

Dalam perkembangan teknologi terbaru, para ilmuwan telah menciptakan kamera dengan permukaan lensa deteksi cembung. Tim periset AS menerangkan aplikasi teknologi ini merupakan kemajuan besar pada sensor kamera digital yang ada saat ini. Seperti halnya dengan fungsi retina manusia, kamera mata bionik ini memungkinkan pantulan cahaya dari sebuah subjek diubah menjadi gambar lewat proses pengiriman pesan syaraf optik ke otak.

Sensor tersebut memungkinkan mata bionik menangkap gambar yang lebih tajam tanpa terjadi distorsi dengan ruang pandang lebih baik layaknya pada mata manusia. Namun sampai saat ini, para ilmuwan belum dapat menciptakan sensor digital cembung yang dipasang di mata bionik karena sensor yang terdiri dari pixel silikon ini sangat rapuh atau mudah rusak.

Tim periset diantaranya dari Northwestern University, Illinois, AS, memecahkan masalah tersebut dengan menciptakan membran elastis setengah simetris. Membran tersebut dapat disusutkan sehingga memungkinkan untuk dipasang ke dalam mata bionik sebelum membran itu kembali mengembang ke bentuk asal.

Profesor Yonggang Huang dari Northwestern University menerangkan: "Kamera tradisional berfokus pada pandangan yang jelas di pusat bidikan, namun cahaya pandangan pada sisi target bidikan sekitarnya nampak semakin memudar. Namun, karena kamera mata bionik mempunyai lensa cembung maka memungkinkannya untuk mendapatkan ruang pandang yang luas layaknya cakupan pandang pada mata manusia."

Mata bionik ini hanya mempunyai 256 pixel atau masih jauh dari standar kamera digital dengan ribuan pixel. Namun, para periset menerangkan masih terbuka kemungkinan dalam waktu dekat untuk mendesain mata bionik dengan jumlah pixel yang lebih besar. (dailymail.co.uk)

Tampil Bugil, Gelar Ratu Sejagat Mendoza Dicopot?

LOS ANGELES, JUMAT --Mahkota ratu sejagad, yang tahun ini jatuh ke tangan Miss Venezuela, Dayana Mendoza kabarnya akan dicopot, menyusul beredar foto bugilnya untuk iklan sebuah produk perhiasan.

Baru-baru ini, foto topless gadis berusia 22 tahun yang mampu menguasai tiga bahasa asing --Inggris, Spanyol, dan Italia-- itu, beredar di jaringan internet. Inilah yang kemudian menyulut pro dan kontra sejumlah pihak yang menuding perempuan asal Venezuela itu, tak pantas menyandang gelar itu.

Kekasihnya Diintip, Bintang Harry Potter Berang


LOS ANGELES, SABTU -- Tak terima kekasihnya diintip kamera paparazzi, aktor pendukung film The Harry Potter and the Prisoner of Azkaban, David Thewlis berang bukan kepalang.

Melihat gelagat tersebut, ia pun langsung menyerang sang juru foto, yang tengah membidik rok kekasihnya Anna Friel, yang tengah hamil.

"Hal yang sangat menjengkelkan ketika seorang juru kamera mencoba membidikan lensa ke arah roknya. Itu jelas pelecehan seksual," tegasnya saat menceritakan pengalaman buruknya dengan seorang paparazzi.

Menurutnya, kelakukan tak lazim para juru kamera itu, jelas-jelas sangat merugikan orang lain. Mereka mencoba mendapatkan bayaran dengan mempermalukan orang lain.

"Saya pernah mendekatinya dan lalu memukulnya. Saya bilang "Apa yang kamu lakukan?" Anehkan, kalau lensa kamera diarahkan di bawah rok wanita yang sedang hamil. Itu keterlaluan dan tak tak bisa dibenarkan," ujar ayah dari Gracie Ellen Mary Friel, yang usianya kini menginjak 3 tahun. (imdb.com)

Pro Kontra Baju Khusus Koruptor


Jakarta - Rencana Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk memberi baju khusus bagi tersangka kasus korupsi menjadi pro kontra. Masing-masing pihak memiliki alasan sendiri.

Pengamatan detikcom, Sabtu (9/8/2008), beberapa pengamat dari berbagai elemen menyatakan ide itu brilian. Denny Indrayana misalnya. Pengamat hukum tata negara asal Universitas Gadjah Mada mengatakan, asal tak menyebut narapidana, baju untuk tersangka sah-sah saja.

"Kalau baju itu menyebut narapidana, baru melanggar," kata Denny.

Sementara itu, pengamat hukum dari United Nation Development Program Mas Ahmad Santosa menambahkan, mestinya pemberian baju dan borgol juga diikuti dengan perubahan perlakuan di tahanan. Menurutnya, jika diberi baju khusus tapi diperlakukan istimewa, hasilnya akan sama saja.

Pihak yang kontra juga tak mau kalah. Anggota DPR asal PAN, Patrialis Akbar menegaskan, baju khusus itu tidak penting jika hukuman yang dijatuhkan tidak setimpal.

"Yang paling penting penindakan yang dilakukan sudah sesuai. Jadi tidak musti tergantung harus pakai baju begini-begini," ujar Patrialis kepada detikcom beberapa waktu lalu.

Suara dari Kejaksaan Agung juga sempat terdengar soal rencana itu. Jaksa Agung Muda Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejagung Marwan Effendi dengan tegas tidak setuju ide itu.

"Orang nggak punya baju dikasih baju. Orang sudah punya baju ngapain dikasih? Kita harus menghargai hak-haknya. Itu kan dia belum bersalah," tandasnya.

"Kita harus juga memberikan pendidikan hukum yang baiklah kepada masyarakat. Belum tentu menjamin pakaian kayak gitu mengurangi korupsi," imbuh mantan Kajati DKI Jakarta ini.
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Topik Populer Bulan ini