5 Posting Terbaru

Sabtu, 29 Agustus 2009

Kapolri: Mohammad Jibril Tersangka


Setelah penyelidikan dan penyidikan oleh Tim Densus 88 Anti Teror terhadap Mohammad Jibril, Polri memberi sinyal yang mengarahkan anak dari Abu Jibril tersebut menjadi tersangka dalam aksi bom bunuh diri di Mega Kuningan.

"Berdasarkan pengembangan proses penyelidikan dan penyidikan, kita tahu ada X, termasuk di dalamnya Mohammad Jibril jadi tersangka," ucap Kapolri Jenderal Bambang Hendarso Danuri di Mabes Polri Jakarta, Jumat (28/8).


Seperti diberitakan, Jibril diduga terlibat dalam pendanaan aksi bom bunuh diri di JW Marriott dan Ritz-Carlton bersama Khalil Ali, warga negara Arab Saudi yang sudah ditetapkan menjadi tersangka.

Namun, kata Kapolri, mengenai identitas Khalil Ali, Kedutaan Besar Arab Saudi di Indonesia belum mengakui bahwa Khalil Ali merupakan warga negara Arab.

Dalam kesempatan sama, Kapolri menegaskan akan terus membongkar mata rantai jaringan terorisme di Indonesia, tidak berhenti hanya sampai penangkapan Mohammad Jibril.

"Untuk kasus Marriott, kita tidak pernah berhenti. Bukan kemarin mereka tertangkap, tertembak, terungkap, lalu berhenti. Tidak karena ini mata rantai," ujar Bambang Hendarso.

Sumber : Kompas.com

Gila, Lirik Lagu Indonesia Raya Dilecehkan


Juru bicara Departemen Luar Negeri, Teuku Faizasyah, mengatakan, Pemerintah Indonesia telah meminta agar situs yang memuat lirik pelecehan lagu kebangsaan Indonesia Raya dicabut.

"Keterangan dari Depkominfo, situs yang memuat lagu itu ditemukan berasal dari Amerika Serikat, dan karena melanggar etis, maka kita meminta agar situs itu ditutup, dan tentunya sudah ditutup," kata Faizasyah di Jakarta, Jumat (28/8).



Ia mengatakan, Deplu dan Departemen Komunikasi dan Informatika (Depkominfo) terus berkoordinasi atas kasus pelecehan lagu kebangsaan itu.

"Tapi saya bukan ahli teknologi komunikasi. Apakah setelah diblokir dan dikeluarkan (pelecehan lagu itu) masih bisa muncul di situs lain, saya belum bisa memastikan itu," ujar Faizasyah.

Ia mengimbau agar publik tidak terpancing dan mencampuradukkan apa yang dilakukan oleh orang-orang iseng (individual) dengan pemerintahan karena hal itu dapat mengganggu hubungan dwipihak yang lebih luas.

Sebelumnya, dalam suatu forum di salah satu situs di internet, yaitu Topix Forum World Malaysia, pada komentar tertanggal 28 Juli 2009 terdapat lirik lagu "Indonesia Raya" yang telah diplesetkan.

Menilik dari gaya bahasa yang digunakan, diduga orang-orang yang terlibat dalam forum itu adalah orang-orang dari Malaysia. Mereka ingin menjelek-jelekkan Indonesia di dunia maya.

Dalam situs itu, syair lagu "Indonesia Raya" berubah total dengan memasukkan kata-kata yang tidak pantas.

Inilah komentar yang juga melecehkan lirik lagu "Indonesia Raya" itu:

Negaraku
Gugusan pulau tidak bermutu,
Kebakaran jenggot berkutu,,
Sepanjanglah waktu,

Rahmat yang ada,
Selalu dipersia,
Sultan lamanya,
Ke manakah baginda?

Belanda yang yang melanda,
Tidak terhalaukan;
Rakyat sengsara,
Malaysia dipersalahkan.

Sumber : Kompas.com

Presiden Punya Informasi tentang Naskah Asli Supersemar


Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memiliki informasi tentang keberadaan naskah asli Surat Perintah 11 Maret yang ditandatangani Presiden Soekarno pada 11 Maret 1966. Untuk informasi itu, Presiden minta Arsip Nasional menindaklanjuti benar atau tidaknya informasi tersebut.

”Presiden minta ditindaklanjuti. Ada informasi (Supersemar yang asli) benar atau tidak. Informasi itu dimiliki mantan staf Sekretariat Negara. Presiden minta Kepala Arsip Nasional berkoordinasi dengan Pak Sudi Silalahi dan Pak Hatta Rajasa,” ujar Juru Bicara Kepresidenan Andi Mallarangeng di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (28/8).


Sebelumnya, Presiden memanggil Kepala Arsip Nasional Djoko Utomo di Kantor Presiden. Menurut Djoko, staf Sekretariat Negara yang memiliki informasi adalah Daryoto. Djoko akan menindaklanjuti informasi itu seperti yang telah dilakukan selama ini.

”Terus-menerus kami menindaklanjuti informasi yang ada. Kepada Pak AH Nasution sebelum meninggal kami gali informasi karena sebagai Ketua MPRS ketika Supersemar keluar. Kami juga menggali informasi kepada Sekretaris Jenderal MPRS Abdul Kadir Besar. Namun, semua nihil,” ujar Djoko.

Meskipun belum mendapatkan naskah asli Supersemar, Djoko yakin Supersemar instruksi kepada Soeharto selaku Panglima Komando Operasi Keamanan dan Ketertiban (Pangkopkamtib) itu ada. Soeharto diinstruksikan mengambil segala tindakan yang dianggap perlu untuk mengatasi situasi keamanan yang buruk pada saat itu.

”Arsip Nasional menyimpan film berisi pidato Soekarno yang berbicara panjang lebar tentang Supersemar yang sampai sekarang yang aslinya belum ketemu. Pidato itu yang membuat kami yakin. Upaya pencarian ketika ada informasi terus-menerus kami lakukan,” ujar Djoko.

Tidak mudah

Upaya menyimpan arsip bernilai sejarah tinggi, apalagi yang sudah bertahun-tahun, memang tidak mudah. Selain naskah asli Supersemar, Presiden juga minta kepada Arsip Nasional untuk mengumpulkan arsip tentang peristiwa Palagan Ambarawa, yaitu perlawanan rakyat terhadap kekuatan Sekutu di Ambarawa, Jawa Tengah, akhir 1945.

Tentang arsip bernilai sejarah tinggi, Djoko memberi contoh, teks Proklamasi Kemerdekaan yang ditulis tangan Soekarno tanpa tanda tangan baru disimpan di Arsip Nasional tahun 1992. Teks itu diserahkan BM Diah yang menyimpannya kepada negara. Sementara teks Proklamasi Kemerdekaan yang diketik Sayuti Melik disimpan di Arsip Nasional tahun 1960.

Selain fokus untuk mengumpulkan, menyimpan, dan membuka arsip bernilai sejarah pada masa lampau kepada publik, Presiden juga minta agar peristiwa sejarah 5 sampai 10 tahun terakhir juga diarsipkan. Permintaan Presiden itu ditujukan, antara lain, untuk dokumen asli Pemilu 2004 dan 2009 serta empat kali perubahan UUD 1945.

Arsip Nasional membuka akses seluas-luasnya kepada publik, kecuali arsip yang bersifat rahasia. ”Tidak ada pembatasan dan kita tidak menganut rezim tahun. Yang bersifat rahasia adalah yang berpotensi mengganggu keamanan nasional,” katanya

Sumber : Kompas.Com

Iwan Sempat Setubuhi Jenazah dr Alia


Darah yang mengucur dari organ intim jenazah dr Alia Pranita Sari (27) jadi kunci penuntasan motif pembunuhan Iwan Andriansyah (27) terhadap dokter cantik itu. Akhirnya, Iwan mengakui bahwa dia membunuh Alia setelah memerkosanya lebih dulu. Bahkan setelah jadi mayat (sekitar setengah jam setelah dibunuh), Alia diperkosanya lagi.

Pengakuan Iwan ini keluar seusai menjalani uji kebohongan melalui lie detector, Jumat (28/8) malam pukul 22.15. Iwan tak mampu berkelit lagi setelah tim dokter forensik mengonfrontasinya dengan analisis mereka.



Perbuatan Iwan memerkosa mayat ini dalam istilah kejiwaan disebut nekrofilia. Sejak awal, penyidik Poltabes Palembang meragukan pengakuan Iwan. Akhirnya, penyidik meminta bantuan analisis dari Dokter Kesehatan Polda Sumsel, ahli ginekologi, dan forensik.

Darah yang keluar dari organ intim korban terasa janggal. “Proses pembusukan anus dan organ intim pada umumnya hampir bersamaan. Tetapi dalam kasus dokter Alia ini, di organ intim terjadi lebih cepat,” kata Kabid Dokter dan Kesehatan Polda Sumsel Kombes dr TB Rijanto DFH yang memimpin penyelidikan medis tersebut.

Penyebab proses yang lebih cepat itu bisa disebabkan oleh faktor kekerasan. “Kesimpulan akhirnya, korban mengalami kekerasan seksual sesaat setelah tidak berdaya atau meninggal dunia, dalam kurun waktu setengah sampai satu jam,” kata Rijanto lagi.

Darah dalam jumlah banyak yang keluar dari organ intim itu juga biasa terjadi pada kasus kekerasan seksual yang dilakukan setelah seorang perempuan meninggal dunia. Atau dalam kata lain, korban diperkosa setelah menjadi mayat. “Inilah yang biasa disebut dengan reaksi supra-vital (cedera seusai kematian),” katanya.

Akhirnya tim medis sampai pada kesimpulan bahwa pernyataan Iwan—melakukan hubungan intim suka sama suka—bohong. Namun, kesimpulan ini masih akan diperdalam lagi. Penegasan ini akhirnya juga meruntuhkan keterangan Iwan yang mengaku berpacaran dengan dr Alia.

Rijanto menambahkan bahwa kesimpulan yang dibenarkan dengan pengakuan tersangka ini akan direkomendasikan agar tersangka menjalani pemeriksaan kejiwaan lanjutan.

Mulanya Iwan tak mengaku

Kemarin, selain melakukan uji kebohongan, tim medis juga melakukan diskusi dan menanyai tersangka. Tersangka dihadapkan pada bukti kesimpulan medis. Masih tak mengaku, pemeriksaan dilanjutkan dengan uji kebohongan yang menggunakan perangkat khusus.

Mengenakan kaus putih bercelana pendek, Iwan menjalani pemeriksaan. Sepuluh pertanyaan uji kebohongan dilakukan. Entah apa sebabnya, di sesi akhir pemeriksaan tiba-tiba Iwan mengaku. Pengakuan ini tercatat pukul 22.15. Rijanto sampai berteriak histeris menyampaikan pengakuan Iwan kepada wartawan yang sudah lama menunggu.

Terancam 20 tahun

Kapoltabes Palembang Kombes Luki Hermawan menyatakan, keraguan pihaknya selama ini terbukti benar. Analisis pihaknya memang masih menyisakan pertanyaan seputar darah yang keluar dari organ intim korban. Akhirnya sehari sebelumnya, Kapoltabes meminta Dokkes Polda melakukan penyelidikan dan penyimpulan, untuk kemudian dijadikan petunjuk.

Dokter forensik yang memvisum jenazah Alia pertama kali juga didatangkan dari Riau ke Palembang. “Karena bukti ini, maka minimal Iwan bakal terancam hukuman 20 tahun penjara. Pembunuhan yang dilakukannya disertai dengan tindakan keji yang memberatkan,” kata Luki.

Luki menjelaskan, pihaknya memang sengaja melakukan uji kebohongan kepada tersangka untuk mendapatkan kesimpulan akhir. “Ada sepuluh pertanyaan. Tiga pertanyaan seputar pemerkosaan itu, dan tujuh lainnya pertanyaan penunjang yang mengarah ke tiga pertanyaan inti. Hasil awal, yang bisa dilihat di alat peraga ternyata Iwan lebih banyak bohong,” kata Luki.

Pengakuan Iwan memerkosa dan memerkosa lagi mayat Alia ini di luar dugaan. Sore harinya, Iwan masih tampak tenang mengatakan bahwa dia memang berpacaran dengan korban.

Pada tahap pertama pengujian, petugas mendengarkan runtutan cerita versi Iwan. Iwan menuturkan kembali selama hampir 2,5 jam. Pukul 17.30, Iwan keluar dari ruang Kasat Reskrim. Dia lalu berbuka puasa bersama Kanit Pidum AKP Antoni Adhi dan anggotanya. Sebotol teh dingin habis, dilanjutkan dengan menyantap nasi.

Di sela-sela berbuka puasa itu, Sripo kembali mewawancarai tersangka Iwan. “Tak ada lagi yang saya tutup-tutupi, saya sudah menceritakan semuanya,” kata Iwan lirih.

Iwan saat itu masih bersikeras mengaku tak memerkosa. Ia juga tak tahu apa penyebab darah itu mengalir. Iwan berbohong. Dia tak menyangka darah yang keluar dari organ intim korban mematahkan alibinya. Bekas ceceran darah itu sempat melekat di seprai, handuk, dan celana dalam milik korban.

Seprai dan handuk dan celana dalam itu sempat dibuang ke semak-semak sebelum Iwan meninggalkan mayat Alia dalam mobilnya di parkiran RSUD Selasih Palalawan, Riau. Polisi berhasil menemukan barang berceceran darah yang dibuangnya itu.


Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Topik Populer Bulan ini