5 Posting Terbaru

Jumat, 18 April 2008

Slank Ikuti Jejak Rolling Stones


JAKARTA, RABU -- Jika sutradara kawakan Martin Scorsese begitu tertarik untuk membuat film dokumenter tentang grup rock legendaris The Rolling Stones, maka sutradara kenamaan Indonesia Garin Nugroho tertarik membuat film sejenis, dengan menjadikan grup Slank bintang utamanya. Bagaimana tanggapan Slank sendiri?

"Kami seneng banget. Apalagi idenya sendiri datang dari Mas Garin (Nugroho). Orang sudah tahulah siapa dia. Karya-karyanya udah enggak diragukan lagi," kata gitaris Slank, Abdee Negara, mewakili rekan-rekannya, ketika ditemui di "markas" Slank di Jalan Potlot III, Jakarta, Rabu (16/4).

Jika tak ada aral melintang, kata Abdee, syuting penggarapan film tersebut akan dimulai pada bulan Mei mendatang. Sejumlah persiapan pun kini sudah mulai dilakukan.

Buat personel Slank sendiri --Kaka (vokal), Abdee (gitar), Ridho (gitar), Ivanka (bas), dan Bimbim (drum)-- tak mudah terlibat dalam penggarapan sebuah film, meski nanti mereka tetap akan memerankan diri sendiri.

"Tetap butuh latihan, karena Slank bukan hanya tampil sebagai musisi. Ini (main film) bukan pekerjaan yang mudah. Kaka, misalnya, harus juga melatih bagaimana menari. Gue, masih belum tahu. Yang pasti, setiap personel Slank nantinya akan punya simbol-simbolnya sendiri," katanya.

Dikatakan pria kelahiran Donggala, 28 Juni 1968 ini, film yang rencananya akan dirilis akhir tahun ini, bukanlah film yang hendak mencoba mengangkat sejarah Slank, melainkan lebih pada pendokumentasian sebuah kelompok musik atau mungkin sebuah peristiwa budaya.

"Beberapa momen yang dianggap berkesan mungkin akan dimasukkan. Yang sekarang ini (lagu Gosip Jalanan, yang membuat panas kuping sejumlah anggota DPR, Red), mungkin juga dimasukkan. Tapi enggak tahu juga, ha...ha...ha...," ujar Abdee.

Sumber : Kompas.com

Lorenzo Cabanas Kembali ke Persib

BANDUNG, Gelandang Lorenzo Cabanas akhirnya bergabung dengan Persib, meski mantan pemain Persiba itu belum meneken kontrak. Kepastian pemain pelontos itu gabung Persib diutarakan Wakil Manajer Persib, H Umuh Muhtar, Kamis (17/4).


Menurut Umuh, harga Cabanas tidak semahal yang diperkiarakan. Malahan, katanya, lebih murah dari harga pada musim lalu. Tapi Umuh tak mau meperinci harga yang harus dibayar Persib. Tahun lalu, pemain berkepala plontos ini dikontrak seharga Rp 600 juta.

"Agen Cabanas, Nelson Sanchez pernah pasang harga di atas satu miliar. Tapi kenyataannya tidak. Lewat negosiasi akhirnya, Persib dan Cabanas sudah setuju," katanya.

Manajer Persib, Jaja Soetarja mengatakan, pemain yang memperkuat Persib pada musim lalu ini memang menjadi target utama Persib. Meski, pernah di lepas, kata Jaja, Cabanas akhirnya mau bergabung dengan Maung Bandung.

Persib sempat akan melepas Cabanas karena harga pemain itu terlalu mahal. Sanchez pernah mematok harga untuk pemain itu Rp 1,2 miliar.
Sumber : TRIBUN

Senin, 14 April 2008

Hade Jangan Sekadar Dagang Saat Kampanye


Sejumlah warga mengaku senang dengan kemenangan pasangan Ahmad Heryawan-Dede Yusuf (Hade). Namun mereka meminta agar Hade tidak sekadar berdagang saat kampanye, tapi harus mewujudkan janji-janjinya itu.


Dadang Rubandi, Staf Bagian Pendidikan SMK Negeri PU mengatakan, saat kampanye para calon gubernur/wakil gubernur, termasuk Hade, seolah-olah sedang berdagang. Namanya pedagang, kata Dadang, pasti akan "menjual" yang baik-baiknya saja.


Karena itu, Dadang meminta agar Hade tidak sekadar berdagang, namun mewujudkan janji- janji mereka saat kampanye di antaranya pendidikan gratis dan penyediaan lapangan kerja bagi warga Jawa Barat.


Soleh, seorang guru teknik di salah satu SMK di Kota Bandung mengatakan, melihat pendapatan asli daerah (PAD), pendidikan gratis itu logis dan bisa diterapkan di Jawa Barat. Namun Soleh mengaku tidak terlalu optimis pendidikan gratis itu bisa terealisasi.

Letusan Abad VI Lebih Dahsyat dari Gunung Tambora


Endapan lapisan asam yang digali dari dasar es Greenland menunjukkan kemungkinan terjadinya letusan dahsyat yang pernah terjadi pada abad VI. Kekuatannya mungkin lebih besar daripada Letusan Gunung Tambora di Sumbawa dan sempat membuat seluruh permukaan Bumi gelap.

Bukti terjadinya letusan berupa ditemukannya molekul asam sulfat di lapisan es Greenland. Molekul-molekul tersebut mendukung cerita dalam naskah kuno bahwa pada tahun 536 wilayah Asia, Mesopotamia, hingga Eropa menghadapi bencana gelap dan dingin yang menyebabkan kerusakan lahan pertanian, memicu peperangan, dan wabah penyakit. Sebelumnya cerita ini masih menjadi misteri karena tidak ditemukan bukti-bukti apapun, jejak letusan atau jatuhnya meteor besar.

Pengujian menunjukkan molekul sulfat di Greenland menegndap antara tahun 533-536. Usianya cocok dengan usia lapisan sulfat dalam jumlah besar yang ditemukan di inti es dari Antartika. Data tersebut juga konsisten dengan informasi dari lingkaran-lingkaran batang pohon tua dari belahan Bumi utara yang menunjukkan bahwa tingkat pertumbuhannya mengalami penurunan selama seabad dimulai tahun 536.

Peristiwa semacam ini tercatat dalam teks kuno China yang menceritakan bahwa kegelapan berlangsung sekitar setahun. Kelaparan melanda dan salju turun di musim panas. Pada kurun waktu yang sama, orang nomaden Mongolia yang dikenal sebagai kaum Avars juga diceritakan bermigrasi ke Eropa. Meski kontroversial, beberapa ahli sejarah juga mengaitkan masa kegelapan ini sebagai pemicu runtuhnya peradaban Mesoamerika di Teotihuacan, wabah penyakit pes yang meluas di Eropa dan Timur Tengah, kebangkitan Islam, dan jatuhnya kekisaran Romawi.

"Tidak diragukan lagi penyebab peristiwa bencana sebesar itu, sebab bukti tersebut cukup untuk menyimpulkan bahwa penyebab letusan besar," kata Keith Briffa, dari Universitas East Anglia, Inggris. Temuannya telah dilaporkan dalam jurnal Geophysical Research Letters edisi terbaru. Namun, gunung mana yang meletus kembali menjadi tanda tanya.

Yang masih membingungkan lagi, efek pendinginan Bumi tersebut tidak terlihat pengaruhnya di belahan Bumi selatan. Namun, bukti-bukti tersebut memperlihatkan bahwa efek letusan terhadap suhu Bumi lebih besar daripada letusan Gunung Tambora tahun 1815 maupun Krakatau tahun 1883.(NG/WAH)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Topik Populer Bulan ini