5 Posting Terbaru

Sabtu, 29 Agustus 2009

Iwan Sempat Setubuhi Jenazah dr Alia


Darah yang mengucur dari organ intim jenazah dr Alia Pranita Sari (27) jadi kunci penuntasan motif pembunuhan Iwan Andriansyah (27) terhadap dokter cantik itu. Akhirnya, Iwan mengakui bahwa dia membunuh Alia setelah memerkosanya lebih dulu. Bahkan setelah jadi mayat (sekitar setengah jam setelah dibunuh), Alia diperkosanya lagi.

Pengakuan Iwan ini keluar seusai menjalani uji kebohongan melalui lie detector, Jumat (28/8) malam pukul 22.15. Iwan tak mampu berkelit lagi setelah tim dokter forensik mengonfrontasinya dengan analisis mereka.



Perbuatan Iwan memerkosa mayat ini dalam istilah kejiwaan disebut nekrofilia. Sejak awal, penyidik Poltabes Palembang meragukan pengakuan Iwan. Akhirnya, penyidik meminta bantuan analisis dari Dokter Kesehatan Polda Sumsel, ahli ginekologi, dan forensik.

Darah yang keluar dari organ intim korban terasa janggal. “Proses pembusukan anus dan organ intim pada umumnya hampir bersamaan. Tetapi dalam kasus dokter Alia ini, di organ intim terjadi lebih cepat,” kata Kabid Dokter dan Kesehatan Polda Sumsel Kombes dr TB Rijanto DFH yang memimpin penyelidikan medis tersebut.

Penyebab proses yang lebih cepat itu bisa disebabkan oleh faktor kekerasan. “Kesimpulan akhirnya, korban mengalami kekerasan seksual sesaat setelah tidak berdaya atau meninggal dunia, dalam kurun waktu setengah sampai satu jam,” kata Rijanto lagi.

Darah dalam jumlah banyak yang keluar dari organ intim itu juga biasa terjadi pada kasus kekerasan seksual yang dilakukan setelah seorang perempuan meninggal dunia. Atau dalam kata lain, korban diperkosa setelah menjadi mayat. “Inilah yang biasa disebut dengan reaksi supra-vital (cedera seusai kematian),” katanya.

Akhirnya tim medis sampai pada kesimpulan bahwa pernyataan Iwan—melakukan hubungan intim suka sama suka—bohong. Namun, kesimpulan ini masih akan diperdalam lagi. Penegasan ini akhirnya juga meruntuhkan keterangan Iwan yang mengaku berpacaran dengan dr Alia.

Rijanto menambahkan bahwa kesimpulan yang dibenarkan dengan pengakuan tersangka ini akan direkomendasikan agar tersangka menjalani pemeriksaan kejiwaan lanjutan.

Mulanya Iwan tak mengaku

Kemarin, selain melakukan uji kebohongan, tim medis juga melakukan diskusi dan menanyai tersangka. Tersangka dihadapkan pada bukti kesimpulan medis. Masih tak mengaku, pemeriksaan dilanjutkan dengan uji kebohongan yang menggunakan perangkat khusus.

Mengenakan kaus putih bercelana pendek, Iwan menjalani pemeriksaan. Sepuluh pertanyaan uji kebohongan dilakukan. Entah apa sebabnya, di sesi akhir pemeriksaan tiba-tiba Iwan mengaku. Pengakuan ini tercatat pukul 22.15. Rijanto sampai berteriak histeris menyampaikan pengakuan Iwan kepada wartawan yang sudah lama menunggu.

Terancam 20 tahun

Kapoltabes Palembang Kombes Luki Hermawan menyatakan, keraguan pihaknya selama ini terbukti benar. Analisis pihaknya memang masih menyisakan pertanyaan seputar darah yang keluar dari organ intim korban. Akhirnya sehari sebelumnya, Kapoltabes meminta Dokkes Polda melakukan penyelidikan dan penyimpulan, untuk kemudian dijadikan petunjuk.

Dokter forensik yang memvisum jenazah Alia pertama kali juga didatangkan dari Riau ke Palembang. “Karena bukti ini, maka minimal Iwan bakal terancam hukuman 20 tahun penjara. Pembunuhan yang dilakukannya disertai dengan tindakan keji yang memberatkan,” kata Luki.

Luki menjelaskan, pihaknya memang sengaja melakukan uji kebohongan kepada tersangka untuk mendapatkan kesimpulan akhir. “Ada sepuluh pertanyaan. Tiga pertanyaan seputar pemerkosaan itu, dan tujuh lainnya pertanyaan penunjang yang mengarah ke tiga pertanyaan inti. Hasil awal, yang bisa dilihat di alat peraga ternyata Iwan lebih banyak bohong,” kata Luki.

Pengakuan Iwan memerkosa dan memerkosa lagi mayat Alia ini di luar dugaan. Sore harinya, Iwan masih tampak tenang mengatakan bahwa dia memang berpacaran dengan korban.

Pada tahap pertama pengujian, petugas mendengarkan runtutan cerita versi Iwan. Iwan menuturkan kembali selama hampir 2,5 jam. Pukul 17.30, Iwan keluar dari ruang Kasat Reskrim. Dia lalu berbuka puasa bersama Kanit Pidum AKP Antoni Adhi dan anggotanya. Sebotol teh dingin habis, dilanjutkan dengan menyantap nasi.

Di sela-sela berbuka puasa itu, Sripo kembali mewawancarai tersangka Iwan. “Tak ada lagi yang saya tutup-tutupi, saya sudah menceritakan semuanya,” kata Iwan lirih.

Iwan saat itu masih bersikeras mengaku tak memerkosa. Ia juga tak tahu apa penyebab darah itu mengalir. Iwan berbohong. Dia tak menyangka darah yang keluar dari organ intim korban mematahkan alibinya. Bekas ceceran darah itu sempat melekat di seprai, handuk, dan celana dalam milik korban.

Seprai dan handuk dan celana dalam itu sempat dibuang ke semak-semak sebelum Iwan meninggalkan mayat Alia dalam mobilnya di parkiran RSUD Selasih Palalawan, Riau. Polisi berhasil menemukan barang berceceran darah yang dibuangnya itu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Topik Populer Bulan ini