Gerhana Bulan Sebagian terjadi pada Senin (4/6/2012), memuncak pada
pukul 18.03 WIB. Tak berselang lama setelah puncak gerhana, tepatnya
pukul 18.18 WIB, gempa terjadi di Sukabumi.
Thomas Djamaluddin,
peneliti di Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (LAPAN) dan
pemerhati astronom Ma'rufin Sudibyo mengatakan, fenomena Gerhana Bulan
Sebagian mungkin memicu terjadinya gempa Sukabumi.
"Mungkin.
Secara temporal, waktunya bersamaan. Secara spasial, kawasan tunjaman di
lepas pantai Indonesia bagian barat diketahui memiliki korelasi lebih
tinggi dalam hal gempa dan Bulan baru/purnama," kata Ma'rufin
Ma'rufin
mengungkapkan, Ada riset yang menyebut kawasan Indonesia bagian barat
memiliki tidal stress lebih tinggi, sehingga terdapat probabilitas lebih
dari 99 persen untuk terjadinya gempa saat konjungsi/oposisi Bulan.
Sementara
Thomas menjelaskan, salah satu mekanismenya adalah, saat terjadi
gerhana ada efek pasang maksimum di arah Bulan dan Matahari, yaitu di
arah ufuk bagi wilayah selatan Jawa.
"Akibatnya, beban yang
menjepit lempeng Eurasia mengendur, sehingga lempeng Indo-australia bisa
menyusup ke bawahnya dan energi yang dilepaskannya yang dirasakan
sebagai gempa," urai Thomas lewat jejaring sosialnya.
Thomas
menegaskan, gerhana hanya mungkin menjadi pemicu terjadinya gempa, bukan
sebagai penyebab. Ibaratnya, korek api di suatu waktu bisa menjadi
pemicu kebarakan, bukan sebab kebakaran itu sendiri.
Lalu
bagaimana dengan Supermoon? Sebelumnya dikatakan bahwa Supermoon, yang
sejatinya juga purnama, dikatakan tidak menyebabkan gempa atau letusan
gunung berapi.
Thomas menjelaskan bahwa memang gerhana, bulan
baru, bulan purnama maupun Supermoon tidak bisa secara umum dikatakan
sebagai penyebab bencana. Namun menurutnya, dalam kasus tertentu, faktor
astronomi memang bisa memicu.
Beberapa kejadian gempa memang
berdekatan atau bertepatan dengan bulan baru atau purnama. Gempa Aceh 26
Desember 2004 terjadi saat Purnama sementara gempa Yogyakarta 27 Mei
2006 terjadi menjelang bulan baru.
Sementara itu, gempa besar yang
mengguncang Jepang tahun 2011 juga terjadi menjelang Supermoon, saat
Bulan berada pada posisi terdekat dengan Bumi, berjarak sekitar 350.000
km.
Saat gempa terjadi hari ini, Bulan sejatinya juga sedang
berada di jarak yang dekat dengan Bumi, hanya 0,26 persen lebih jauh
dari perigee. Gerhana malam ini bisa disebut gerhana Supermoon.
Apakah
memang gerhana, bulan Baru dan Supermoon berkaitan dengan gempa? Bukti
empirik telah ada. Namun, kiranya masih membutuhkan penelitian lebih
lanjut untuk menguraikannya.
Selama belum ada riset ilmiah yang
menguraikannya, tak perlu ada kepanikan. Tanpa ada kaitan antara faktor
astronomi dengan gempa, gempa itu sendiri memang perlu diwaspadai.
Sumber : Kompas
Tidak ada komentar:
Posting Komentar