5 Posting Terbaru

Selasa, 15 Mei 2012

Eksotisme dan Misteri Pendakian Gunung Salak

Nama Gunung Salak di Jawa Barat sudah cukup akrab di kalangan para pendaki. Gunung ini menjadi salah satu tujuan pendaki karena ketika sampai di puncak, rasa lelah mereka akan terbayar dengan keindahan alam di sekitarnya. Pemandangan itu semakin menarik tatkala sejauh mata memandang terlihat dua gunung besar lainnya yang berdekatan dengan gunung ini, yaitu Gunung Pangrango dan Gunung Gede.



Meski menjual eksotisme alam yang luar biasa, ternyata banyak cerita di balik gunung yang memiliki tebing-tebing terjal ini. Tebalnya kabut dan banyaknya trek menuju puncak ternyata sering menjadi kendala para pendaki tersesat dan batal menikmati sunset dari atas puncak.

Selain faktor geografis, sejumlah cerita mistis menyelimuti kegagahan gunung yang disebut-sebut menjadi salah satu tempat penyimpanana harta karun peninggalan Belanda. Bahkan cerita-cerita yang sulit dipercaya itu malah diyakini menjadi penyebab beberapa insiden kecelakaan pesawat hingga hilangnya para pendaki.

Pada Februari 2009, tujuh orang pendaki gunung yang juga mahasiswa Universitas Yarsi sempat dinyatakan hilang. Mereka tersesat saat mereka mendaki melalui jalur ilegal di Cimalati, Sukabumi. Ketujuh pendaki ini yaitu, Sofyan 22 tahun, Reza 21 tahun, Hengky 22 Tahun, Rizki 18 tahun, Tika 18 tahun, dan Tryas 18 tahun. Setelah Tim SAR turun ke lapangan dan melakukan pencarian, akhirnya mereka ditemuka di hari ke empat sejak dinyatakan hilang kontak.

Di bulan Januari 2010, rombongan pendaki dari UIN Yogyakarta juga dinyatakan hilang kontak saat melakukan pendakian. Beruntung pendaki yang berjumlah 6 orang itu berhasil ditemukan oleh Tim SAR sehari setelah dinyatakan hilang. Beratnya medan yang dilalui, membuat tim SAR sempat kesulitan mengevakuasi korban. Tim sempat dihadang tebing yang longsor.

Tak hanya hilang, para pendaki juga banyak yang tewas ketika mendaki gunung itu. Di awal tahun 2012 tepatnya di bulan Februari, seorang pendaki dinyatakan tewas dalam pendakian ke Gunung Salak, Bogor. Pria yang tewas itu bernama Fajar Arrahman (19) mahasiswa Universitas Budi Luhur Jakarta. Saat itu dia bersama 14 rekannya yang sedang mengikuti kegiatan pendidikan dasar pencinta alam.

Fajar meninggal dunia di sekitar Kampung Pajagan, Desa Parakansalak, Kecamatan Parakansalak, Kabupaten Sukabumi, sekitar pukul 05.30 WIB. Kabarnya penyebab kematian Fajar karena saat itu akan mendaki sebenarnya dia sedang tidak fit.

Meski kematian dan atau sebuah kejadian itu datangnya tidak bisa diprediksi, namun para pendaki Gunung Salak selalu diberi imbauan oleh para petugas Taman Nasional Gunung Halimun Salak (TNGHS) untuk tidak mendaki di awal-awal tahun terlebih di bulan Januari. Sebab, di waktu-waktu itu cuaca di sekitar Gunung Salak sedang musim hujan.

Tak hanya itu, para pendaki juga diimbau melintasi trek yang aman dan legal untuk meminimalisir sesuatu hal. Berikut ini empat jalur pendakian yang biasa dipilih untuk sampai dengan selamat dan menikmati keindahan Taman Nasional Gunung Halimun dari atas puncak.

Jalur NatrabuNatrabu adalah pintu masuk pendakian Gunung Salak lewat desa Pasirreungit sebagai akses utamanya. Jalur ini mungkin adalah yang paling sulit dilihat dari banyaknya genangan lumpur yang dalam, sempitnya jalur, dan jika ingin menuju puncak maka harus melewati kawah ratu terlebih dahulu. Namun hanya sedikit percabangan dalam jalurnya yang mungkin dapat mencegah para pendaki dari bahaya tersasar.

Jalur CidahuJalur ini merupakan yang paling umum, terlebih banyak fasilitas di kawasannya. Sebut saja komplek perkemahan, villa, serta tempat spa. Jalur ini pun dikelola resmi oleh pihak taman nasional dengan bangunan sekretariat. Kondisi jalur ini boleh dibilang telah cukup baik, para pendaki pun dapat langsung menuju puncak tanpa melewati kawasan kawah terlebih dahulu. Namun memasuki pintu hutan tropis yang lebat, cukup banyak percabangan jalan yang terkadang menyulitkan.

Desa Giri Jaya

Jalur ini dahulunya merupakan jalur resmi, namun saat ini sudah tak terpakai lagi karena sudah ada jalur Cidahu yang lebih representatif tentunya. Para pendaki dapat langsung menuju puncak lewat jalur ini.

-Jalur Cimelati

Jalur Cimelati adalah jalur semi-resmi di mana memang banyak terdapat tempat perkemahan di sana namun untuk bukan jalur yang cukup ramai seperti di Cidahu. Di jalur ini, para pendaki harus berjalan cukup jauh melewati area perkebunan sebelum memasuki pintu hutan. Jalur ini dilihat dari peta merupakan jalur terdekat menuju puncak sehingga  dipastikan sudut elevasi jalurnya cukup tinggi.



Sumber : http://www.merdeka.com/peristiwa/gunung-salak-dan-para-pendaki-yang-hilang.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Topik Populer Bulan ini