"Dalam 4-5 tahun terakhir bukan tertinggi di dunia tapi hampir pasti paling stabil di dunia," ujar Darmin dalam pembukaan Global Entrepreneurship Week di Jakarta, Senin (12/11).
Kondisi ini, lanjutnya, didukung tingginya konsumsi masyarakat, ekspor, dan investasi. "Itu didukung konsumsi masyarakat yang tinggi dengan kombinasi ekspor. Namun, ekspor akhir-akhir ini melambat sehingga kombinasi saat ini konsumsi dan investasi," katanya.
Selain tingginya konsumsi masyarakat, data selama 2-3 tahun terakhir menunjukkan investasi asing yang masuk mayoritas ditujukan untuk pasar dalam negeri. Hal ini harus dimanfaatkan terutama kalangan wirausahawan nasional. Pasalnya, berdasarkan hipotesis BI barang konsumsi yang paling mudah dijangkau pengusaha dalam negeri dibandingkan untuk produk-produk yang menghasilkan barang modal maupun barang bahan baku.
"Kalau ada pasar yang sedang dinamik tentu saja investor akan masuk. Nah, ini adalah momen yang krusial karena pertumbuhan konsumsi yang stabil akan sangat berbeda apabila mampu dimanfaatkan entrepreneur dalam negeri atau tidak," tuturnya.
Menurut Darmin, mencetak pengusaha-pengusaha baru merupakan hal yang penting untuk pertumbuhan ekonomi. Sejalan dengan upaya pemerintah untuk menghasilkan 500 ribu pengusaha baru pada 2015 dan lima juta pengusaha baru pada 2025.
"Kami sangat percaya walaupun secara kasat mata kekurangan infrastruktur lebih banyak dibicarakan, tidak kalah penting ialah membangkitkan entrepreneurship," katanya.
Sumber : MI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar