5 Posting Terbaru

Senin, 02 Juli 2012

BPPT Rancang Prototipe Alat Pembaca e-KTP

Masyarakat tidak perlu khawatir lagi saat melakukan transaksi perbankan atau transaksi kegiatan lainnya yang membutuhkan fotocopy Kartu Tanda Penduduk (KTP) lama seiring berjalannya program e-KTP.

Prototipe Alat Pembaca e-KTP


Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) berhasil membuat prototipe atau disain alat pembaca e-KTP kompak (Compact e-KTP Reader).

Direktur Pusat Teknologi Informasi dan Komunikasi (PTIK) Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi Hammam Riza mengatakan dalam rangka mempersiapkan fase pemanfaatan e-KTP, alat pembaca e-KTP kompak ini sebagai perangkat yang sangat dibutuhkan oleh institusi seperti perbankan untuk membaca data dan verifikasi sidik jari pemegang e-KTP.


"Ketika alat ini sudah digunakan, tidak perlu lagi memberi fotokopi KTP lama seperti sekarang saat bertransaksi di bank," katanya di sela peluncuran Information Communication and Technology Outlook di Jakarta, Rabu (27/6).

Hammam menambahkan, BPPT akan menyusun rekomendasi pemanfaatan e-KTP kepada Kementerian Dalam Negeri tentang standar dan spesifikasi compact e-KTP reader.

Terkait upaya produksi massal alat ini, Hammam menyatakan sudah ada perusahaan yang tertarik memproduksinya. BPPT pun siap menyediakan fasilitas uji di laboratorium Teknologi Informasi dan Komunikasi BPPT di Puspitek Serpong.

"Diharapkan prototipe alat ini bisa diproduksi oleh industri nasional, kita ingin potensi local content mencapai 60 persen untuk pembuatan alat ini. Karena di e-KTP banyak teknologi yang kita datangkan dari luar. Padahal kita mampu untuk mengembangkannya," jelasnya.

Seiring adanya rencananya produksi massal, BPPT masih perlu menyempurnakan unsur pembaca biometrik dari alat ini.

Kepala Program Penelitian dan Perekayasa e-KTP Gembong S Wibowanto mengungkapkan aplikasi yang dikembangkan bisa membaca e-KTP secara mandiri tanpa dihubungkan ke desktop data atau sejenisnya.

"Market penggunanya bisa bank, rumah sakit atau kepolisian. Ketika sudah diproduksi massal harganya terjangkau dan kemungkinan lebih murah dari alat pembaca harga di supermaket," ucapnya. (suarapembaruan.com/ humasristek)
 
Sumber : Abarky

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Topik Populer Bulan ini