Komisi I Dewan Perwakilan Rakyat akan melakukan rapat kerja dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Tifatul Sembiring, Rabu (30/1/2013). Satu hal yang akan dibahas adalah terkait aksi peretas alias hacker terhadap sejumlah situs pemerintahan sejak Selasa (29/1/2013) malam hingga Rabu (30/1/2013) dini hari.
"Kasus ini pasti akan diangkat oleh Komisi I pada rapat hari ini dengan Menkominfo. Ini bisa mengganggu martabat dan kedaulatan bangsa, kalau kita kalah dalam cyber war ini," kata Ketua Komisi I DPR Agus Gumiwang, Rabu pagi.
Serangan terhadap situs pemerintahan merupakan bentuk protes para hacker terhadap penangkapan Wildan Yani, tersangka kasus peretasan situs presidenSBY.info. Namun bagi Agus, langkah penangkapan yang dilakukan pihak kepolisian terhadap Wildan sudah tepat. Pemerintah dan aparat penegak hukum diharapkan membongkar dan menangkap jaringan peretas.
"Pemerintah tidak perlu gentar dan jangan mengabulkan permintaan untuk membebaskan Wildan," ujar politisi Partai Golkar ini.
Dengan undang-undang yang ada, menurutnya, mampu menjerat para peretas situs pemerintahan itu. Tak hanya di Indonesia, tetapi juga yang berbasis di luar negeri. "Bisa dilakukan dengan permintaan ekstradisi atau kerja sama interpol," ujar Agus.
Selain membahas soal peretasan, agenda rapat kerja Komisi I dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika juga akan membahas evaluasi kinerja Kemenkominfo tahun 2012, realisasi anggaran, tindak lanjut hasil temuan pemeriksaan BPK terhadap laporan realisasi keuangan Kemenkominfo, rencana program kerja, dan kesiapan program legislasi Kemenkominfo dalam prolegnas 2010-2014.
Seperti diberitakan, Badan Reserse Kriminal Polri berhasil menangkap Wildan Yani yang melakukan peretasan terhadap situs resmi Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. Penangkapan Wildan memicu reaksi dari kelompok hacker internasional terkemuka Anonymous. Mereka pun menyatakan "perang" terhadap Pemerintah Republik Indonesia dengan menumbangkan situs-situs berdomain '.go.id'. Satu-persatu situs-situs pemerintah diretas dan dengan target utama kembali melumpuhkan situs Presiden SBY. Sejak Selasa malam sampai Rabu dini hari, tak kurang dari tujuh domain telah dilumpuhkan dan sebagian di-deface alias diganti tampilan berisi pesan peringatan. Situs-situs yang sudah dilumpuhkan antara lain beberapa sub domain di situs KPPU, BPS, KBRI Tashkent, Kemenkumham, Depsos, dan Kemenparekraf, bahkan Indonesia.go.id.
Tribun
Blog ini menyajikan berita terhangat baik dari dalam negeri maupun dali luar negeri.
5 Posting Terbaru
Rabu, 30 Januari 2013
DPR Tantang Peretas Internasional Soal Wildan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Topik Populer Bulan ini
-
Benda terbang yang tak dikenal (UFO) selalu menampakkan diri di tempat yang tak pernah diperkirakan. Seperti halnya, seorang penduduk yang m...
-
Kemarin Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) berjanji segera menertibkan topeng monyet jalanan yang selama ini dimanfaatkan orang-orang...
-
Kota tua Balad di Jeddah, Arab Saudi, menyimpan sejarah peradaban manusia di bumi. Di wilayah ini, tepatnya Distrik 1 Al-Ammereyah, dimakamk...
-
Identitas pelaku pembunuhan berantai yang paling ditakuti di Inggris, Jack the Ripper, akhirnya terkuak. Dari hasil tes DNA, ilmuwan menemuk...
-
Dunia kita sedang terancam resesi global lagi. Semua ini karena ada guncangan dalam zona mata uang EURO, yang berawal dari gagalnya Yunani s...
-
Beberapa makanan sehat, seperti buah dan sayuran, ternyata bisa jadi tidak sehat karena hal tertentu. Apa saja? Simak selengkapnya seperti ...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar