5 Posting Terbaru

Kamis, 21 Juni 2012

Kenapa Ada Bayi yang Sakit atau Meninggal Usai Divaksin?

Terkadang ditemukan beberapa kasus bayi atau anak yang sakit bahkan hingga meninggal setelah ia diberikan vaksin tertentu. Sebenarnya apa yang menjadi penyebab anak sakit atau meninggal usai divaksin?



"Yang namanya obat bisa menimbulkan reaksi alergi hebat bahkan sampai meninggal termasuk vaksin. Jadi jangan semata-semata kesalahan ditujukan pada vaksin saja," ujar dr Rifan Fauzie, SpA dari RSAB Harapan Kita Jakarta, saat dihubungi detikHealth, Rabu (20/6/2012).

dr Rifan menjelaskan biasanya efek yang fatal disebabkan oleh alergi hebat sehingga menimbulkan syok dan kalau tidak segera ditolong bisa menyebabkan kematian. Tapi kasus ini sangat sangat jarang terjadi, diperkirakan dari 1 juta hanya ada 1-2 kasus saja.

"Dan kita nggak pernah tahu alerginya apa, jadi tidak adil jika hanya menyalahkan vaksin semata, karena hal-hal diluar itu seperti makanan juga bisa menimbulkan reaksi alergi yang fatal," ungkapnya.

Biasanya jika mengalami alergi yang hebat maka anak akan kolaps karena pembuluh darah di tubuh melebar secara mendadak sehingga suplai darah berkurang. Kalau tidak segera ditolong bisa menyebabkan kematian.

"Sedangkan efek samping atau efek simpang vaksin yang paling sering adalah nyeri di tempat suntik, demam serta kemerahan," ujar dokter yang juga berpraktek di RS Bunda Menteng, Jakarta.

dr Rifan menyarankan bagi orangtua yang membawa anaknya untuk divaksin sebaiknya tunggu dulu di tempat imunisasi minimal 15 menit dan jangan langsung pulang. Kalau selama 15-30 menit tidak terjadi reaksi apa-apa baru diperbolehkan pulang, karena biasanya reaksi fatal berlangsung cepat.

Sedangkan jika timbul demam adalah reaksi yang tidak berbahaya. Demam yang dikategorikan sebagai efek samping wajar umumnya hanya berlangsung selama 2-3 hari dan orangtua tidak perlu panik yang penting perbanyak minum air putih. Jika lebih dari 3 hari demam tidak juga turun, sebaiknya konsultasikan dengan dokter.

Beberapa kasus bayi meninggal usai divaksin

Meski pemerintah menjamin bahwa vaksin untuk bayi sudah terbukti keamanannya, kasus balita meninggal usai diimunisasi atau divaksin sudah beberapa kali terjadi dan selalu menjadi topik hangat di media. Ada yang menganggapnya sebagai efek samping dari vaksin, ada pula yang meyakininya sebagai faktor kebetulan.

Pada 31 Mei 2005, Angga seorang bocah berusia 4,5 tahun asal Tasikmalaya meninggal 2 jam setelah imunisasi polio lalu disusul Riri Agustiani bayi 9 bulan yang juga meninggal usai imunisasi pada 5 Juni 2005. Sementara di Depok Jawa Barat, balita bernama Nabila juga meninggal selang sepekan setelah disuntik.

"Pada kematian balita tersebut tidak terdapat hubungan kausal dengan imunisasi polio tahap I," tegas Siti Fadilah Supari yang kala itu menjabat sebagai Menteri Kesehatan, seperti dikutip dari detiknews.

Kasus lain terjadi pada Maret 2007 di Bandung, Jawa Barat dan menimpa bocah perempuan bernama Rita. Bocah berusia 5 tahun ini mengalami demam lalu meninggal beberapa hari setelah diimunisasi campak di Posyandu Desa Sarimukti, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung.

Di Bekasi, 2 balita juga meninggal usai mendapat vaksin campak dan polio pada Oktober 2011. Keduanya adalah Hanif yang divaksin di Kelurahan Kebalen, Babelan, Kabupaten Bekasi serta Isma yang divaksin di Kelurahan Telukpucung, Kota Bekasi.

Dr Piprim Basarah Yanuarso, SpA(K) dari RS Cipto Mangunkusumo menulis dalam blog pribadinya, kematian yang disebabkan oleh vaksin sangat sedikit. Sebagai ilustrasi semua kematian yang dilaporkan di Amerika sebagai KIPI pada tahun 1990-1992, hanya 1 yang mungkin berhubungan dengan vaksin.

"Institut of Medicine (IOM) pada tahun 1994 menyatakan bahwa risiko kematian akibat vaksin adalah amat rendah (extra-ordinarily low)," tulisnya seperti dikutip detikHealth, Rabu (20/6/2012).

Bukan cuma risiko kematian, Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) seperti nyeri bekas suntikan serta demam ringan prevalensinya hampir sama dengan keadaan sehari-hari tanpa adanya imunisasi. Itu pun menurut Dr Piprim, hanya sebagian kecil yang memang berkaitan dengan vaksin atau imunisasi sedangkan sebagian besar bersifat koinsiden atau kebetulan.


Sumber : Detik Health

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Topik Populer Bulan ini