Jakarta - Apakah ini sudah waktunya datang jaman Kalabendu? Paranormal Tubagus Januar Soemawinata yang juga pengamat dari Universitas Nasional (Unas) meramalkan, Kamis (28/1) besok, memang puncak dari jaman “Kalabendu”. Jaman dimana kebatilan akan dikalahkan kebenaran. Jaman dimana orang-orang serakah akan dibuka di hadapan umum. ”Menurut ramalan Jayabaya memang begitu. Besok tepat hari Kamis LegiKalabendu,” papar Januar kepada jakartapress.com, Rabu (27/1) sore.
Menurut Januar, puncak jaman Kalabendu selalu diwarnai dengan ontran-ontran, baik berupa demo atau pun lainnya. Dan biasanya akan jatuh korban, karena itu adalah bagian dari tumbal jaman Kalabendu. ”Hanya harapan dan doa saya adalah agar korban yang jatuh tidak terlalu besar. Karena itu malam ini saya akan berdoa, meditasi, mohon petunjuk kepada Tuhan Yang Maha Esa agar tidak terjadi bentrokan besok hari!” ujar mantan aktivis ini.
Menurutnya, bentrokan yang terjadi adalah akibat keserakahan manusia. Mereka yang berkuasa ingin tetap mempertahankan kekuasaan, sedangkan mereka yang belum berkuasa ingin memaksakan kehendaknya supaya kebagian kekuasaan. ”Jadi ujung-ujungnya adalah pada nafsu serakah manusia. Nafsu serakah yang muncul dari sifat buruk manusia. Sifat buruk itu sekarang mulai membumbung tinggi mempengaruhi atmosfir Indonesia,” tandas Januar.
Ujudnya, lanjut dia, terjadi cuaca yang panas dingin dan menyebabkan badan tidak enak alias meriang. Ini semua adalah pengaruh dari aura hitam yang ditimbulkan karena kerakusan manusia dampak dari jaman yang disebut Kalabendu. ”Hanya orang-orang yang beriman saja yang dapat bertahan dari godaan dunia yang mengiringi datangnya jaman Kalabendu,” ungkap Januar.
Dalam pewayangan, era ini adalah era dimana muncul gara-gara. Gara-gara yang biasa dimainkan dalang pada tengah malam ditandai dengan suluk dalang, yang menyebutkan bumi “gonjang=ganjing”, “langit gelap-gelap”, “peteng arimemeng”. Ini menggambarkan keadaan yang luar biasa. Bumi gonjang-ganjing artinya atau dapat ditafsirkan terjadinya gempa bumi dimana-mnana. Langit gelap-gelap artinya cuaca yang tidak tetap menyebabkan gagal panen dan muncul pagebluk. Banyak orang jatuh sakit karena penyakit aneh.
Peteng arimemeng, menggambarkan manusia semua bingung, tidak tahu apa yang harus dilakukan. “Lihat saja para mahasiswa pun bingung, setelah mereka kuliah dan lulus mau kerja dan dimana mereka dapat kerjaan. Sementara anak-anak juga bingung, apakah mereka dapat melanjutkan kuliah atau tidak, karena uang kuliah sudah semakin mahal. Sedangkan mencari uang susahnya bukan main,” ungkap Januar.
Kondisi ini akan berakhir bila nanti muncul sinatria, atau seseorang yang selama ini dipingit untuk menjadi pemimpin masa depan. ”Uraian ini sudah pernah saya jelaskan sebelumnya. Memang negara ini butuh satria piningit. Seorang pemimpin yang jujur, tegas dan berani. Seorang pemimpin yang tidak mementingkan dirinya, kelompoknya, tetapi lebih melihat kebutuhan dan kepentingan orang banyak,” tutur pria yang masih keturunan Sultan Banten ini.
Ditanya kapan jaman Kalabendu berakhir dan kapan pemimpin yang diramalkan itu bakal muncul? Januar mengatakan, tidak akan lama lagi jaman Kalabendu akan berakhir. Dan bersamaan berakhirnya jaman tersebut, akan muncul satria piningit yang akan memimpin bangsa ini memerangi ketidakadilan, keserakahan, dan hal-hal buruk lainnya. Bagaimana dengan keadaan besok pagi atau Kamis?
Januar meragukan bahwa jaman Kalabendu akan berakhir. ”Memang besok puncak jaman Kalabendu, tetapi tidak secara otomatis bahwa itu adalah akhir dari jaman tersebut. Kita lihat saja, kalau memang besok muncul satria yang kita ramalkan. Maka berarti jaman itu telah berakhir, kalau belum ya kita harus sabar menunggu!” serunya. adalah puncak dari jaman
sumber: http://www.jakartapress.com/www.php/news/id/11201/Ramalan-Jayabaya-Soal-Demo-28-Januari.jp
Tidak ada komentar:
Posting Komentar