Blog ini menyajikan berita terhangat baik dari dalam negeri maupun dali luar negeri.
5 Posting Terbaru
Minggu, 06 April 2008
Nyamuk Penyebar Demam Berdarah Lebih Kuat dari Perkiraan
BOGOR, RABU - Nyamuk jenis Aedes aegypti dan Aedes albopictus, yang selama ini diketahui sebagai vektor atau penyebar virus demam berdarah (DBD), mungkin lebih kuat dari perkiraan selama ini. Penelitian menunjukkan nyamuk tersebut dapat terbang lebih jauh, aktif sampai malam, dan juga hidup di air kotor.
"Kami sudah melakukan penelitian, Aedes aegypti bisa hidup di air kotor, tidak hanya air bersih seperti yang selama ini kita percayai," ujar Dr. Upik Kesumawati Hadi, Kepala Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan Fakultas Kedokteran Institut Pertanian Bogor, saat seminar serangga di Cibinong Science Center, Bogor, Rabu (18/3). Temuan ini perlu ditindaklanjuti agar masyarakat lebih waspada.
Pada penelitian tahun 2006, timnya meniru genangan air kotor di laboratorium menggunakan campuran kotoran ayam, kapirit, dan air sabun sehingga tingkat konsentratnya menyerupai polutan air di alam. Telur jentik-jentik nyamuk yang diletakkan ke dalma genangan tersebut ternyata dapat menetas menjadi larva nyamuk hingga dewasa. Meski sudah terbukti di laboratorium, ia belum pernah menemukan kasus tersebut di alam.
Aedes aegypti selama ini dikenal sebagai makhluk diurnal atau aktif di siang hari, namun dalam penelitian nyamuk tersebut masih ditemukan menggigit manusia hingga pukul 21.00. Puncak keaktifan nyamuk penyebar virus DBD itu terjadi antara pukul 08.00-09.00 pagi dan 16.00-17.00.
Nyamuk tersebut juga memiliki daya jelajah yang lebih jauh. "Jarak terbang di literatur antara 50-100 meter, namun penelitian di Singapura menunjukkan hingga 320 meter," ujarnya. Ia tidak menampik bahwa perubahan ini kemungkinan disebabkan terjadinya proses mutasi dan perubahan fisiologi karena terjadinya pemanasan global.
Upik mengatakan, pemerintah dan masyarakat perlu mengetahui bioekologi nyamuk tersebut agar pencegahan wabah bisa efektif. Fogging atau pengasapan bukan solusi penyelesaian karena pemberian insektisida tersebut hanya berfungsi membunuh nyamuk dewasa. Siklus hidup nyamuk harus diputus sedini mungkin.
"Nyamuk bertelur di permukaan air. Kalau seminggu bak mandi tidak dipakai misalnya, ada plak hitam di dindingnya yang kalau dilihat dengan kaca pembesar sebenarnya deretan telur," jelas Upik. Setelah 2-3 hari berikutnya, telur menetas menjadi larva. Telur yang tidak menetas karena kering bisa tetap bertahan hingga berbulan-bulan dan akan menetas begitu terkena air, menjadi jentik, hingga ddewasa.
Nyamuk dewasa yang menyedot darah penderita DBD akan membawa virus, yang mengalami masa inkubasi antara 8-10 hari di dalam tubuh nyamuk. Jika nyamuk menggigit orang sehat, virus pun menular.
"Namun, setiap parasit punya perilaku yang tidak sama, kita harus tahu titik lemahnya," tandas Upik. Perilaku nyamuk di satu daerah mungkin juga berbeda dengan daerah lainnya. sayangnya, selama ini penelitian yang bersifat lokal masih sangat terbatas.
Sumber : Kompas.com
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Topik Populer Bulan ini
-
Kemarin Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) berjanji segera menertibkan topeng monyet jalanan yang selama ini dimanfaatkan orang-orang...
-
Benda terbang yang tak dikenal (UFO) selalu menampakkan diri di tempat yang tak pernah diperkirakan. Seperti halnya, seorang penduduk yang m...
-
Para designer Jepang memang sangat kreatif dalam menciptakan design untuk para gadis dan abg agar tampil lebih seksi, menggiurkan dan...
-
Sebagai sebuah negara yang besar dan kaya raya, Indonesia di mata dunia lebih dikenal bukan karena prestasi yang membanggakan, melainkan ka...
-
Dengan teknologi terkini, foto hitam putih Titanic diberi warna oleh fotografer Rusia bernama Anton Logvynenko.
-
Dalam dunia kesehatan, pijat merupakan upaya untuk mencegah dan mengobati berbagai penyakit. Pijat biasa dilakukan dengan menggunakan tan...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar