5 Posting Terbaru

Rabu, 26 Maret 2008

Pilpres 2009 Tokoh Alternatif Lebih Diminati


JAKARTA, Mayoritas publik tidak lagi menaruh harapan kepada pasangan Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla untuk kembali tampil dalam Pilpres 2009.

Publik juga mengharapkan, tokoh alumni Pilpres 2004 tidak maju lagi dalam Pilpres 2009. Publik mengharapkan, munculnya tokoh aternatif dalam Pilpres 2009, baik sebagai Capres maupun Cawapres.

Itulah temuan hasil survei terbaru Lembaga Survei Nasional (LSN) yang dilaksanakan selama Januari-Februari 2008. Lembaga survei yang berdiri pada 2006 itu melakukan survei tersebut dilakukan di 33 propinsi.

"Survei LSN menemukan bahwa tokoh semisal Sri Sultan Hamengkubuwono X, Prabowo Subianto, dan Sutiyoso menjadi kandidat utama tokoh alternatif pilihan publik. Meskipun angkanya belum cukup signifikan," ujar Umar S Bakry, Direktur Eksekutif LSN saat memaparkan hasil survei lembaga surveinya di Jakarta, Selasa (25/3).

Umar mengatakan survei itu dilakukan dengan melibatkan total responden sebanyak 2.179 orang dengan sampling error 2,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. Survei dilakukan dengan metode penarikan sampel multistage random sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara tatap muka dengan menggunakan kuesioner.

Dikatakan Umar, dari hasil survei, menurunnya kepercayaan publik terhadap SBY-JK dikarenakan atas kondisi ekonomi nasional yang tidak kunjung membaik. Kedua, karena program-program yang menjadi primadona SBY-JK seperti bidang hukum, politik dan keamanan, mengalami degradasi.

Umar juga menegaskan, dari temuan survei LSN, sebanyak 44,9 persen menghendaki tokoh- tokoh nasional yang pernah maju dalam konteks Pilpres 2004, tidak lagi mencalonkan diri dalam Pilpres 2009.

Hanya 37 persen responden yang menyatakan tidak setuju dengan pembatasan ini. Sedangkan 17,3 persen mengaku tidak tahu.

Namun, kata Umar, meski tidak mengharapkan tokoh alumni Pilpres 2004 tidak maju, tapi, jika tokoh alumni Pilpres 2004 itu dipasangkan dengan tokoh alternatif, masyarakat masih menyambut antusias.

"Itu menandakan masyarakat pemilih Indonesia umumnya masih inkonsistensi. Meski tidak puas dengan kepemimpinan tokoh sewaktu menjabat, tapi kemudian cenderung untuk memilih tokoh tersebut saat berlangsungnya Pemilu," kata dia.

Umar mencontohkan, saat mendapat pertanyaan soal pemerintahan SBY-JK, publik banyak yang menjawab tidak puas. Namun, dalam survei, jika SBY berpasangan dengan calon alternatif, publik tetap menempatkannya di posisi teratas capres.

"Jika SBY berpasangan dengan Sultan, ada di posisi teratas dengan 50 persen. Posisi kedua ditempati Megawati-Wiranto dengan prosentase sebesar 46,3 persen" lanjut dia.

Yang jelas, kata Umar, jika saja Pilpres dilaksanakan bulan ini, lebih dari 50 persen pemilih akan berstatus swing voters yang masih ragu alias golput. Namun, dengan Pilpres baru digelar Juli 2009, prosentase itu diyakini akan terus menurun. Artinya, akan semakin sedikit jumlah swingvoters. "Para kandidat bisa meramu teknik pemasaran meski dengan barang yang sama untuk mempengaruhi opini publik," lanjut Umar.
Sumber : Tribunjabar.com

Bookmark and Share

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Topik Populer Bulan ini