5 Posting Terbaru

Rabu, 09 Januari 2013

Dari Riset Sejarah Untuk Kebangkitan Bangsa

Rasanya Aneh dan tidak masuk akal, upaya Viddy dan Sufyan yang ingin mengangkat nama Gajah Mada sebagai tokoh sejarah kelahiran Modo, Lamongan, justru dijegal dan tidak dihargai oleh oknum-oknum pejabat Pemkab Lamongan itu sendiri. Padahal di Malaka, Malaysia, Gubernurnya alias Menteri Besarnya mengeluarkan biaya jutaan ringgit (setara milyaran rupiah) untuk menghargai para peneliti sejarah yang mengangkat tokoh sejarah Hang Tuah.


Dua peneliti situs-situs Nusantara, Viddy Ad Daery dan Sufyan Al-Jawi dari Lembaga Yamasta, ditawari kerjasama sinergi dengan Pondok Pesantren Sunan Drajat, Paciran,Lamongan, untuk bekerjasama menjayakan kemajuan harkat dan martabat bangsa yang sedang terpuruk, antara lain membentuk Ludruk Gajah Mada.

Ki Semar Suwito, Manager Program Siaran Persada TV  milik Pesantren Sunan Drajat  menyarankan agar Viddy dan Sufyan banyak bekerjasama dengan Pondok Sunan Drajat, kalau memang upaya mereka selalu dijegal oleh oknum-oknum Disbudpar Kabupaten Lamongan.


“Adalah aneh dan tidak masuk akal, upaya Viddy dan Sufyan yang ingin mengangkat nama Gajah Mada sebagai tokoh sejarah kelahiran Modo, Lamongan, justru dijegal dan tidak dihargai oleh oknum-oknum pejabat Pemkab Lamongan itu sendiri. Padahal di Malaka, Malaysia,  Gubernurnya alias Menteri Besarnya mengeluarkan biaya jutaan ringgit (setara milyaran rupiah) untuk menghargai para peneliti
sejarah yang mengangkat tokoh sejarah Hang Tuah.” Kata Semar Suwito geram.

Hal itu dikatakan oleh Semar Suwito yang di masa mudanya sering menyutradarai sinetron-sinetron produksi TPI ( Televisi Pendidikan Indonesia ), setelah usai acara rekaman Wawancara Budaya dengan Viddy Ad Daery dan Sufyan Al-jawi di Studio Persada TV untuk disiarkan di Persada TV Drajat, Paciran, yang daya jangkaunya meliputi radius Lamongan, Gresik, Bojonegoro dan Tuban.

Menurut Semar Suwito, Pondok Sunan Drajat Paciran Lamongan mempunyai hubungan baik dengan Gubernur Jawa Timur, Pakdhe Karwo dan Mendikbud, Ir. Moh. Nuh, sehingga sinergi tersebut diharapkan akan disambungkan dengan channel yang berwenang, sehingga dapat mencapai goalnya, untuk mengangkat folklore Modo dan sejarah Nusantara, bahwa Gajah Mada adalah kelahiran
Modo, Lamongan.

Disamping itu, Persada TV bekerjasama dengan PARFI Jawa Timur pada awal 2013 akan membentuk Ludruk PARFI dengan mengutamakan pentas-pentas yang menampilkan lakon GAJAH MADA episode masa kecilnya versi Folklor Modo Lamongan.

Bagi Viddy, tawaran itu sangat berharga dan pihaknya akan sangat tertantang untuk mewujudkan aneka kerjasama untuk mengangkat Gajah Mada, lewat pementasan ludruk, penerbitan buku dan pembuatan sinetron.

Menurut Viddy, bahkan sudah ada dua penerbit yang menyatakan bersedia menerbitkan buku-bukunya.

Sedang menurut Sufyan Al-Jawi, yang lebih penting lagi adalah , Gajah Mada harus dijadikan sumber inspirasi, baik pemikirannya, langkah-langkah politiknya, maupun kepribadiannya yang luhur.

“Bagi bangsa yang sedang terpuruk ini, para pemimpinnya yang sebagian besar adalah ‘penggembos’ bangsa, wajib meneladani kepribadian Gajah Mada yang mampu menjayakan masyarakat Nusantara menjadi bangsa besar, dengan cara membaktikan sebagian besar hidupnya untuk kesejahteraan bangsa, dan justru malah kehidupan pribadinya banyak dikorbankan. Nah,para pemimpin kita kan justru sebaliknya, mereka mengumpulkan harta sebanyak-banyaknya untuk kepentingan pribadi, justru dengan cara mengorbankan rakyat !” tandas Sufyan Al-Jawi kepada PelitaOnline.com



Sumber : Pelitaonline

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Topik Populer Bulan ini