Cutaway pesawat Superjet 100 buatan Sukhoi (image : Flight International) |
BANDUNG
- PT Dirgantara Indonesia (PT DI) dan Sukhoi sedang
mematangkan kerjasama pembuatan ekor pesawat. Rencana kerjasama ini tidak
terkendala kasus kecelakaan Sukhoi Superjet 100 beberapa waktu lalu.
Kepala
Divisi Manajemen Mutu dan Koordinator Kehumasan PT DI Sonny Saleh Ibrahim
mengatakan pihak Sukhoi sudah menjajaki kerjasama ini sejak dua tahun terakhir.
Rencananya
PT DI akan membuat ekor pesawat Sukhoi, baik vertikal maupun ekor horizontal
jika kerjasama itu terwujud.
“Bila
terjadi kesepakatan kontrak, kami siap membuat sekitar 40 unit bagian ekor
pesawat tersebut setiap tahunnya,” katanya hari ini.
Pembicaraan
lanjutan soal ini, menurutnya, agak tertunda dengan kejadian kecelakaan Sukhoi
Superjet 100 di Gunung Salak. PT DI sendiri yakin meski ada penundaan,
kerjasama bakal terus berlanjut. “Prospek kerjasama ini sudah mencapai 90 %,”
katanya.
Pembicaraan
yang tersisa akan membahas secara detil mengenai komponen, pembuatan contoh
komponen, termasuk nilai kontrak. Pembuatan komponen ekor pesawat sendiri
menurut Sonny bisa dipenuhi pihaknya karena memiliki peralatan dan mesin yang
dapat menunjang pesanan tersebut.
Apalagi,
dalam waktu dekat PT DI bersiap menambah mesin baru. “Jadi, kami optimistis
dapat memenuhi pemesanan tersebut,” ujarnya.
Selain
Sukhoi, PT DI menjalin kerjasama dengan beberapa lembaga sejenis asal berbagai
negara. Di antaranya, Boeing, Airbus, dan Eurocopter. Sebagai contoh, pihaknya
menjalin kerjasama dengan Airbus, Boeing, dan Eurocopter dalam hal produksi
komponen. Untuk Airbus, komponen yang diproduksi PT DI yaitu punggung dan
sayap. Jenisnya, Airbus A-320, A-321, A-349, A-380, dan A-350. (k57/yri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar