5 Posting Terbaru

Jumat, 02 Oktober 2009

Teriakan Tolong Itu Masih Terngiang


Razali masih terlihat lemah saat datang di kamar mayat RS M Djamil, Padang, Kamis (1/10). Kepalanya yang bocor dibungkus kain putih. Punggungnya juga terluka.

“Alhamdulillah atas pertolongan Allah saya bisa selamat, meski kepala bocor dan mendapatkan lima jahitan serta punggung luka,” ujarnya kepada Tribun di intalasi kamar mayat itu.

Razali mencari kawannya, sesama peserta bimbingan teknis pengelolaan tambak tinggi yang digelar Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sumbar di Hotel Ambacang, Jalan Bundo Kanduang, Padang.

Dengan kalimat yang terputus karena mengingat kembali detik-detik gempa yang meluluhlantakkan hotel itu, Razali yang berasal dari Kabupaten Limapuluh Kota ini bercerita. “Saya selamat berkat pertolongan Tuhan,” ujarnya.

Sesaat setelah gempa kedua, ia berlari keluar ruangan acara itu. Ia melihat puluhan orang di hotel sudah panik dan berteriak. Ia terus berlari dan memutuskan meloncat dari lantai dua ke basement hotel tersebut. Ia selamat meski kepala dan punggungnya terluka akibat terkena reruntuhan gempa.

Namun, Razali tetap terpukul karena rekan satu kabupaten dengannya tidak selamat. Andi, nama kawannya, itu baru bisa dievakuasi, Kamis pagi, dalam keadaan sudah tidak bernyawa. ”Saya tak dapat selamatkan Andi. Padahal di saat pelatihan maupun lari ketika gempa terjadi selalu berada di belakang saya,” ujarnya.

Dalam keadaan sangat mencekam, usai ditimpa reruntuhan. Ia merangkak keluar dari reruntuhan. Di saat merangkak itulah, ia melihat beberapa tangan melambai meminta pertolongan. Ia juga mendengar suara memelas. “Teriakan minta tolong dari tamu hotel itu juga sayup saya dengar. Sampai saat ini masih terngiang di telinga saya, tapi saya tak bisa berbuat apa-apa,” ujarnya.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sumbar, Yosmeri, mengatakan peserta pelatihan bintek di Ambacang itu berasal dari 19 kabupaten dan kota se-Sumbar. Jumlahnya ada 25 orang ditambah narasumber dan panitia menjadi 30 orang.

“Selamat dari reruntuhan hotel akibat gempa baru lima orang sedangkan yang berhasil dievakuasi sampai Kamis sore baru lima orang juga,” kata Yosmeri.

Termasuk Andi, kawan Razali, yang menurut rencana malam ini juga ia bawa dengan ambulans ke Limapuluh Kota. “Keluarga korban sudah menunggu di kampung,” ujar Razali.

Kisah warga yang selamat meski tertimbun belasan jam juga dialami Ivan (25), pekerja rumah biliar di Kota Padang. Ia selamat dari maut setelah lebih dari 12 jam terhimpit puing-puing bangunan lantai tiga tempatnya bekerja di Jalan Thamrim, Padang, itu.

Saat gempa, Ivan tengah berada di lantai tiga dan terus berupaya lari ke lantai satu untuk menyelamatkan diri. Saat akan keluar bangunan, kaki Ivan tersandung dan dia jatuh ke lantai dan pada saat yang sama bangunan tiga lantai itu roboh.Tubuh Ivan dari pinggang ke kaki ditimpa balok beton, sedangkan dari badan ke kepala terlindung di antara tulang beton-beton yang melintang.

Sejak Rabu sore itu Ivan tidak bisa bergerak dan terpaku karena tubuhnya terhimpit. Warga yang ada di lokasi tidak bisa memberikan pertolongan karena beton-beton yang berat menindih tubuh Ivan. Warga hanya dapat memberikan minuman dan meminta Ivan bertahan sampai datang tim evakuasi.

Malam itu Ivan terperangkap dan bisa bergerak di tengah guyuran hujan lebat yang dingin. Subuh hari, tim evakuasi dengan satu alat berat datang dan berhasil membantu mengeluarkan Ivan dari himpitan beton-beton. Nyama Ivan selamat namun tubuhnya dari pangkal paha ke kaki luka-luka berat. Ivan langsung dibawa ke RSUP M Djamil Padang untuk mendapat pertolongan.



Sumber Kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Topik Populer Bulan ini