Blog ini menyajikan berita terhangat baik dari dalam negeri maupun dali luar negeri.
5 Posting Terbaru
Kamis, 23 Juli 2009
600 Peneliti Pilih Bekerja di Luar Negeri
BANDUNG, KOMPAS.com-Sekitar 600 ilmuwan potensial Indonesia saat ini memilih bekerja di perguruan tinggi dan lembaga riset asing di luar negeri.
Di luar negeri para ilmuwan penerima beasiswa program doktor ini umumnya tampil berprestasi.
”Mereka ini ialah orang-orang Indonesia, dulunya para dosen yang menerima beasiswa program doktor, tetapi lantas memilih tetap bekerja di luar,” ujar Direktur Kelembagaan Direktorat Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional Hendarman di sela-sela peluncuran kelas internasional Institut Manajemen Telkom, Sabtu (11/7) di Bandung, Jawa Barat.
Para ilmuwan ini tersebar di berbagai negara. Namun, kebanyakan berada di Jepang dan Jerman. Ia mencontohkan, Khoirul Anwar, alumnus Elektro Institut Teknologi Bandung dan pemilik paten sistem telekomunikasi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing) adalah seorang WNI yang kini bekerja di Nara Institute of Science and Technology, Jepang.
”Ada juga ilmuwan kita di luar yang berhasil memiliki hingga 10 paten. Indonesia juga punya salah satu profesor paling muda asal Medan yang kini bekerja di Amerika Serikat dan ia mendapatkan dana penelitian yang sangat besar. Ilmuwan kita sesungguhnya hebat-hebat,” kata Hendarman.
Menurutnya, negara tidak bisa menyalahkan mereka yang memilih bekerja di luar negeri demi mengembangkan kariernya. ”Ada banyak alasan mereka memilih ke luar. Bisa itu karena kebebasan akademiknya, fasilitas yang lebih canggih, ataupun demi alasan jaminan kesejahteraan,” ujarnya.
Di jurnal masih rendah
Di sisi lain, kontribusi peneliti di lembaga riset dan perguruan tinggi Indonesia dalam jurnal-jurnal internasional justru masih sangat rendah. Hanya 0,87 artikel ilmiah per sejuta penduduk Indonesia. Bandingkan dengan negara tetangga, Malaysia, yang sebesar 21,30 atau India yang mencapai 12,00.
”Untuk itu, ke depan, Pak Menteri dan Dirjen (Pendidikan Tinggi) meminta peneliti prominent yang ada di luar negeri juga melakukan riset bareng. Setidaknya, nama perguruan tinggi asal mereka turut ditulis di penelitian yang dikerjakan,” katanya. Ini penting untuk meningkatkan citations index di dalam rangka pemeringkatan universitas kelas dunia.
Secara terpisah, Wakil Rektor Senior Bidang Sumber Daya ITB, Carmadi Machub mengatakan, dari 1.020 dosen ITB, sekitar 5 persen di antaranya berperilaku kurang disiplin. Mereka jarang mengajar dan kerap mencari proyek tambahan di luar negeri.
”Ini sempat dipersoalkan dan diusulkan agar mereka ini diberhentikan sebagai pegawai negeri sipil. Ada yang izin pergi ke luar (negeri), tetapi tidak kembali,” ujarnya. Diakuinya, dosen-dosen semacam ini sulit ditindak.
Namun, ia meyakini, perilaku dosen seperti ini akan semakin berkurang seiring adanya program sertifikasi dosen yang bisa berimplikasi pada tambahan tunjangan profesi satu kali gaji pokok. Bahkan, khusus guru besar, tunjangannya itu bisa mencapai tiga kali lipat.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Topik Populer Bulan ini
-
Bulu ketiak merupakan bagian dari tubuh kita, namun hadirnya bulu-bulu tersebut dapat merusak penampilan secara keseluruhan. Meski tidak ...
-
Kemarin Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) berjanji segera menertibkan topeng monyet jalanan yang selama ini dimanfaatkan orang-orang...
-
Memilik payudara yang indah dan montok merupakan impian dan idaman bagi setiap wanita, karena dengan memiliki payudara yang montok ter...
-
Para designer Jepang memang sangat kreatif dalam menciptakan design untuk para gadis dan abg agar tampil lebih seksi, menggiurkan dan...
-
Benda terbang yang tak dikenal (UFO) selalu menampakkan diri di tempat yang tak pernah diperkirakan. Seperti halnya, seorang penduduk yang m...
-
Berikut adalah 7 artis Film Panas western tercantik versi OM Google 1. Candace Cage merupakan artis film dewasa western tercantik..beri...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar