JAKARTA —
Kepala Biro Humas Bank Indonesia (BI) Difi A Johansyah, kemarin, mengatakan, laporan terakhir bank sampai Kamis (21/1/2010) menyebutkan, laporan dari perbankan ke BI, modus operandi pembobolan kartu anjungan tunai mandiri (ATM) adalah skimming data, yaitu pencurian data nasabah yang tersimpan di dalam kartu dan pencurian atau pengintipan nomor identitas personal (PIN) di mesin ATM melalui kamera yang dipasang pembobol.
Menurut dia, bank saat ini sudah melakukan investigasi mengenai modus operandi, data potensial yang dicuri, mitigasi risiko terhadap data yang kemungkinan sudah dicuri, dan sudah melaporkan kepada pihak kepolisian untuk investigasi lebih lanjut.
”Untuk mencegah kerugian akibat skimming data, nasabah diimbau mengganti PIN secara berkala, melindungi kerahasiaan PIN, memerhatikan kondisi fisik ATM dan sekelilingnya, serta saat bertransaksi menggunakan kartu ATM pada merchant toko yang bekerja sama dengan pihak perbankan, nasabah diharapkan memerhatikan kondisi alat EDC (electronic data capture) pada setiap merchant tersebut,” papar Difi.
Ia menjelaskan, BI telah mengimbau bank untuk tetap memerhatikan prinsip perlindungan nasabah. Dalam hal ini, apabila merasa ada transaksi yang mencurigakan pada rekeningnya, nasabah dapat segera menghubungi bank. Selanjutnya, bank akan melakukan investigasi terhadap laporan yang masuk berdasarkan bukti yang ada sesuai dengan prosedur.
Dalam menghadapi persoalan ini, menurut Difi, BI sudah berkoordinasi dengan bank untuk menginvestigasi masalah, mengidentifikasi risiko, dan merumuskan langkah yang segera dapat dilakukan dalam jangka pendek dan menengah. BI juga akan memonitor upaya yang dilakukan bank untuk mengatasi hal ini dan melindungi nasabah.
”Bank Indonesia mendorong perbankan segera mengimplementasikan penggunaan teknologi chip pada kartu dan mesin ATM sehingga dapat meningkatkan keamanan dan mengurangi risiko skimming data,” ungkap Difi.
BI wilayah Bali mengalkulasi, nilai pembobolan rekening nasabah beberapa bank swasta
Bank swasta yang kebobolan, antara lain, adalah Bank BCA (korban terbanyak), BRI, Mandiri, BNI, Permata, dan BII. Sementara Kepolisian Kota Besar Denpasar tengah memeriksa 20 saksi terkait dengan kasus ini.
Kepala Badan Reserse Kriminal Polri Komisaris Jenderal Ito Sumardi mengatakan, sejauh ini polisi mencurigai modus yang digunakan pelaku sebenarnya masih menggunakan cara-cara lama. Salah satunya adalah menyadap data PIN nasabah dengan memasang alat penyadap data ATM di mesin-mesin ATM.
”Bisa mesin-mesin ATM atau mesin pendebet di toko-toko. Karena itu, kami pelajari lagi file catatan kriminal lama, sekitar tahun 2008,” kata Ito.
Ito belum dapat memastikan ada tidaknya keterlibatan orang asing atau jaringan internasional dalam kejahatan tersebut. Namun, polisi akan menelusuri kemungkinan keterlibatan orang dalam dari bank.
Grace Simon, penyanyi yang populer pada tahun 1970-an, sudah melapor kepada polisi sebagai salah satu korban pembobolan ATM ini. Grace kehilangan Rp 20 juta dari rekeningnya di Bank BCA. Akan tetapi, dia bersyukur, uangnya sudah dikembalikan oleh pihak bank.
Rekening Grace Simon di Bank Mandiri juga kebobolan Rp 5 juta. Dia berharap pembobolan uangnya di Bank Mandiri sebesar Rp 5 juta dengan modus sama juga segera mendapat penggantian.
Korban pembobolan ATM tak hanya menimpa warga di Bali, tetapi juga warga DKI Jakarta. Korban mempertanyakan sistem keamanan perbankan yang memungkinkan kejahatan semacam itu terjadi.
Salah satu warga Jakarta yang menjadi korban pembobolan ATM adalah Djodi Soebardjo (57), nasabah di kantor cabang BCA di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan. Tabungan Djodi yang dibobol pada hari Se
”Padahal, kartu ATM Paspor BCA jenis Gold jumlah uang yang bisa ditransfer sehari maksimum hanya Rp 25 juta. Kenapa dalam sehari uang saya bisa ditransfer hingga melebihi batas maksimum?” ujar Djodi.
Sebagian besar uang korban, termasuk warga negara Amerika Serikat dan Rusia, dibobol melalui sejumlah ATM di kawasan wisata internasional Kuta.
Sementara itu, untuk mencegah penggandaan kartu ATM, Sekretaris Perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk Muhamad Ali mengimbau nasabah BRI agar mengganti PIN.
Pemimpin Bank Indonesia wilayah Denpasar Jeffrey Kairupan mengimbau masyarakat, khususnya warga Denpasar, tidak panik ke bank. Ia mengungkapkan, beberapa bank yang kebobolan akan segera mengganti dana nasabah korban pengurasan rekening ini. Penggantian dana diharapkan bisa dilakukan sekitar 10 hari mendatang sesuai dengan prosedur.
Wakil Direktur Utama BNI Felia Salim di Jakarta pada hari Kamis menegaskan bahwa BNI akan mengganti uang milik 19 nasabah yang mengalami kerugian akibat pembobolan ATM senilai Rp 200 juta.
Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/01/22/07010927/Bank.Harus.Bayar.Nasabah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar