Blog ini menyajikan berita terhangat baik dari dalam negeri maupun dali luar negeri.
5 Posting Terbaru
Sabtu, 17 Oktober 2009
Kinerja BUMN Selama SBY-JK
JAKARTA — Aset BUMN meningkat 65,94 persen dari Rp 1.191,87 triliun pada tahun 2004 menjadi Rp 1.977,80 triliun pada 2008.
Demikian disampaikan Menteri Negara BUMN Sofyan A Djalil saat menyampaikan gambaran-gambaran umum kinerja BUMN Kabinet Indonesia Bersatu periode 2004-2009 dalam diskusi panel Economic Growth and BUMN Outlook 2009.
Berikut gambaran kinerja BUMN lainnya,
1. Ekuitas: Selama lima tahun terakhir terjadi peningkatan ekuitas dari Rp 366,12 triliun 2004 menjadi Rp 526,13 triliun pada 2008, atau meningkat hingga 143,70 persen.
2. Pendapatan: Pendapatan BUMN selama 2004-2008 meningkat 220,09 persen. Tahun 2004, pendapatan BUMN baru sekitar Rp 527,83 triliun. Hingga akhir 2008, pendapatan ini menjadi Rp 1.161,71 triliun.
3. Laba bersih: Laba bersih BUMN meningkat 212,42 persen dari Rp 36,94 triliun menjadi Rp 78,47 triliun.
4. Belanja operasional: Total belanja operasional BUMN selama 2004-2008 sebesar Rp 3.490,48 triliun. Dalam periode tersebut, terjadi peningkatan sebesar 226,81 persen dari Rp 453,40 triliun (2004) menjadi Rp 1.028,37 triliun (2008).
5. Belanja modal: Total belanja modal BUMN selama 2004-2008 sebesar Rp 339,63 triliun. Selama periode itu, terjadi peningkatan sebesar 397,77 persen, yaitu dari Rp 32,26 triliun pada 2004 menjadi Rp 128,32 triliun pada 2008.
6. Setoran dividen: Setoran dividen BUMN lima tahun terakhir meningkat cukup tinggi hingga 295,33 persen, yaitu Rp 9,85 triliun (2004) menjadi Rp 29,09 triliun (2008).
Sofyan mengatakan, peningkatan tersebut didorong oleh peningkatan keuntungan secara kumulatif selama periode 2004-2008 pada berbagai sektor usaha, yaitu:
- sektor perkebunan 384 persen
- sektor pertambangan 260 persen
- sektor prasarana angkutan 200 persen
- sektor perbankan 110 persen
- sektor telekomunikasi 61 persen
Sementara itu, jumlah BUMN yang rugi telah mengalami penurunan dari 35 menjadi 23 BUMN. Namun, total kerugian BUMN naik dari Rp 6,83 triliun pada 2005 menjadi 14,03 triliun pada 2008.
Kenaikan nilai kerugian ini disebabkan meningkatnya kerugian PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) sebesar Rp 12,3 triliun atau 90 persen dari total nilai kerugian semua BUMN. Untuk mengatasi masalah ini, Sofyan melanjutkan, BUMN menetapkan kebijakan umum sebagai berikut:
Pertama, reformasi kepemimpinan. Kedua, khusus mengenai masalah PLN, pada APBN, pemerintah dan DPR sepakat memberikan margin laba sebesar 5 persen. "Beberapa BUMN telah menunjukkan kinerja yang membaik, seperti Perum PPD, PT Iglas, dan PT MNA," kata Sofyan. Kompas (Andri Indradie/Kontan)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Topik Populer Bulan ini
-
Bulu ketiak merupakan bagian dari tubuh kita, namun hadirnya bulu-bulu tersebut dapat merusak penampilan secara keseluruhan. Meski tidak ...
-
Sipaya yang tidak kenal Boneka Barbie. Ya, Barbie adalah boneka yang diproduksi oleh Mattel Inc, sebuah perusahaan mainan Amerika. Bonek...
-
Dengan bentuk elegan seperti halnya mobil sedan yang berkelas, mobil buatan anak bangsa tersebut menjadi pusat perhatian pengunjung pameran...
-
Gunung Toba adalah gunung api raksasa ( super volcano ) yaitu gunung aktif dalam kategori sangat besar, diperkirakan meletus terakhir sek...
-
Sum, seorang TKW Indonesia bermaksud memutuskan hubungan dengan kekasihnya seorang bule dari Amerika bernama Robbie akan tetapi dia tak sa...
-
Hasil yang mencengangkan ...... edan .... hasil penelitian Komnas Anak tahun 2008? 62,7% remaja SMP sudah tidak perawan lagi. Berita di...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar