Seorang pendukung klub sepak bola Barcelona di Irak tiga hari lalu ditangkap setelah tega memotong kepala temannya. Ini lantaran teman pelaku tidak disebutkan namanya itu merupakan pendukung Real Madrid.
Situs Arabstoday.net melaporkan, Selasa (12/3), seorang sumber dari Kementerian Dalam Negeri Irak tidak disebutkan identitasnya mengatakan insiden bermula ketika keduanya terlibat perkelahian di sebuah gedung olah raga di Wilayah Aldjaarh, sebelah selatan Ibu Kota Baghdad. "Perkelahian itu terjadi Senin malam antara kedua orang yang merupakan pendukung Barcelona dan Real Madrid."
Blog ini menyajikan berita terhangat baik dari dalam negeri maupun dali luar negeri.
5 Posting Terbaru
Jumat, 15 Maret 2013
Lima Perampok Paling Sial Sedunia
Tindak kejahatan biasanya sudah direncanakan dengan matang, atau malah sebaliknya, terjadi secara mendadak, namun pelakunya sama-sama berpikir agar tidak sial sebab kelakuannya itu.
Namun di beberapa tempat, penjahat melakukan tindakan terbilang bodoh. Ada yang merampok rumah duka. Ada pula yang hendak merampok rumah dipenuhi atlet karate dan hitam, ini jelas menggelikan.
Dilansir dari situs oddee.com, berikut lima pelaku kejahatan paling bodoh sedunia.
Namun di beberapa tempat, penjahat melakukan tindakan terbilang bodoh. Ada yang merampok rumah duka. Ada pula yang hendak merampok rumah dipenuhi atlet karate dan hitam, ini jelas menggelikan.
Dilansir dari situs oddee.com, berikut lima pelaku kejahatan paling bodoh sedunia.
Senin, 11 Maret 2013
Ternyata Stonehenge Dibangun oleh Ribuan Orang
Temuan terbaru tentang Stonehenge adalah hasil riset puluhan tahun. Ribuan orang dari seluruh Inggris ikut membangun Stonehenge, kata para pakar yang menyelidiki asal muasal monumen itu. Mereka mengatakan sebagian orang-orang itu bahkan datang dari Dataran Tinggi Skotlandia.
Para peneliti dari University College London mengatakan temuan mereka mementahkan teori awal mengenai asal usul monumen itu. Sebelumnya para ilmuan menduga Stonehenge dibangun sebagai kalender astronomi atau observatori.
Temuan terbaru ini, yang datang setelah riset puluhan tahun, mengindikasikan bahwa pembangunan monumen itu dan bukan tujuannya adalah kunci.
Para peneliti dari University College London mengatakan temuan mereka mementahkan teori awal mengenai asal usul monumen itu. Sebelumnya para ilmuan menduga Stonehenge dibangun sebagai kalender astronomi atau observatori.
Temuan terbaru ini, yang datang setelah riset puluhan tahun, mengindikasikan bahwa pembangunan monumen itu dan bukan tujuannya adalah kunci.
Ilmuwan Temukan Obat Hidup Hingga 150 Tahun
Seorang ilmuwan terkenal Australia, Prof David Sinclair, mengatakan, dia sudah berhasil membuat jenis obat baru yang bisa mencegah kanker dan penyakit Alzheimer. Selain itu, menurut Prof Sinclair, obat ini bisa juga membantu manusia untuk hidup sehat sampai usia 150 tahun, tetapi hal ini masih memerlukan penelitian lebih lanjut.
Dalam kertas kerja yang dimuat di Jurnal Science 8 maret lalu, Prof Sinclair menjelaskan bagaimana mekanisme obat yang bisa membantu tubuh melawan proses penuaaan, demikian laporan situs news.com.au.
Menurut ahli genetik dari Universitas New South Wales tersebut, tiga obat itu sekarang sedang diujicobakan pada manusia, untuk mengobat penyakit seperti diabetes tipe 2 dan penyakit radang usus.
Dalam kertas kerja yang dimuat di Jurnal Science 8 maret lalu, Prof Sinclair menjelaskan bagaimana mekanisme obat yang bisa membantu tubuh melawan proses penuaaan, demikian laporan situs news.com.au.
Menurut ahli genetik dari Universitas New South Wales tersebut, tiga obat itu sekarang sedang diujicobakan pada manusia, untuk mengobat penyakit seperti diabetes tipe 2 dan penyakit radang usus.
Rabu, 27 Februari 2013
Indonesia ingin tiru visa diaspora India
Indonesia ingin meniru langkah India dalam mempersatukan warga negaranya di luar negeri (diaspora) lewat kartu visa khusus.
"India memiliki sistem kartu visa khusus bagi diaspora India agar leluasa keluar masuk negaranya dan mendapat perlakuan secara khusus dibanding warga asing," kata Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal pada "Lokakarya Nasional Diaspora Indonesia" di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta Pusat, Rabu.
Dino menyebut visa khusus ini membuat sekitar 30 juta orang India di luar negeri mudah menyumbangkan tenaga, pikiran, dan apa pun kepada negaranya.
![]() |
| Dubes RI untuk AS Dino Patti Djalal ( ANTARA/HO-Arif) |
"India memiliki sistem kartu visa khusus bagi diaspora India agar leluasa keluar masuk negaranya dan mendapat perlakuan secara khusus dibanding warga asing," kata Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat Dino Patti Djalal pada "Lokakarya Nasional Diaspora Indonesia" di Kementerian Luar Negeri RI, Jakarta Pusat, Rabu.
Dino menyebut visa khusus ini membuat sekitar 30 juta orang India di luar negeri mudah menyumbangkan tenaga, pikiran, dan apa pun kepada negaranya.
Label:
Internasional,
IPTEK,
Nasional
Diposting oleh
strategi-militer
di
Rabu, Februari 27, 2013
1 komentar
Redenominasi Rupiah, Apa Artinya bagi Kita?
Rencana untuk menyederhanakan nilai nominal rupiah kembali bergema. Bersama bank sentral, pemerintah telah meniup peluit tanda dimulainya kampanye program ini pada 23 Januari 2013 lalu, di Hotel Borobudur, Jakarta.
Penyederhanaan nominal alias redenominasi bukanlah isu baru. Tiga tahun lalu, pemerintah menggulirkan gagasan serupa, tapi kemudian melempem, setelah ditentang banyak kalangan, termasuk DPR. Namun, kali ini, rencana redenominasi agaknya berdering lebih nyaring. Selain meniup tanda dimulai sosialisasi, pemerintah juga akan segera mengajukan RUU Redenominasi kepada DPR. Setelah melalui masa transisi dan sosialisasi, diharapkan penyederhanaan nilai mata uang bisa dimulai tahun 2017 mendatang.
Persoalannya, apa arti redenominasi bagi ekonomi dan buat hidup kita sehari-hari?
Redenominasi adalah penyederhanaan nominal mata uang, tanpa mengubah nilai tukarnya. Demi kepraktisan, Bank Indonesia (BI) dan pemerintah akan membuang tiga nol terakhir dalam uang rupiah kita. Jadi, pecahan Rp 10.000 ungu bergambar Sultan Mahmud Badaruddin II yang kini beredar, misalnya, kelak akan ditarik, dan diganti pecahan baru dengan nominal Rp 10, tapi nilainya tetap sama. Jika uang ungu bergambar Sultan Mahmud bisa dipakai untuk membeli semangkok bakso, pecahan Rp 10 penggantinya kelak, juga dapat membeli bakso yang sama.
Jadi jelas, seperti kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo, redenominasi bukanlah sanering atau pemotongan nilai uang. Nilainya tidak dipotong, yang diringkas hanya cara penulisan nominalnya saja. Singkatnya, tampilannya saja yang diubah.
Lalu kenapa tampilan itu harus diubah? Menurut Menteri Agus Martowardojo, redenominasi perlu dilakukan karena pecahan uang rupiah kita saat ini jumlah digitnya terlalu banyak, sehingga bisa menyebabkan inefisiensi. Nominal uang rupiah kita saat ini, tidak praktis.
Dalam proses input dan pelaporan data, misalnya, jumlah digit yang terlalu banyak akan merepotkan dan mengundang kesalahan. Mengetik ”Rp 10”, misalnya, tentu lebih ringkas dan lebih cepat ketimbang mengetik ”Rp 10.000”. Jika yang diketik hanya satu atau 10 data, selisihnya mungkin tidak kentara, tapi bagaimana jika ada jutaan atau miliaran entry data yang harus di-input?
Lebih Efisien
Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution memberi gambaran kerepotan tersebut dalam angka-angka yang lebih jelas. Menurut Darmin, nilai transaksi antarbank yang direkam bank sentral, setiap hari kini telah mencapai Rp 404 triliun. Ini melonjak hampir tiga kali lipat dari tahun 2009. ”Tiga tahun naik tiga kali lipat, bagaimana lima tahun ke depan? Itu cuma transaksi sehari, lalu berapa jumlahnya dalam setahun? Bayangkan, betapa banyak jumlah digit 0 yang ada di pencatatan di Bank Indonesia,” kata Darmin dalam acara sosialisasi redenominasi.
Itu sebabnya, Darmin menegaskan pentingnya penyederhanaan nilai nominal agar transaksi, pencatatan, dan pelaporan lebih efisien. “Dengan redenominasi, jumlah digit rupiah lebih sederhana. Penyelesaian dan pencatatan transaksi lebih singkat dan biayanya lebih murah,” katanya.
Darmin menambahkan, redenominasi penting untuk penyederhanaan pembukuan. Penulisan nilai barang dan jasa akan lebih ringkas dan sederhana, begitu juga penulisan uang. Ini akan menyederhanakan sistem akuntansi dalam sistem pembayaran.
Jumlah digit yang kebanyakan juga merumitkan penghitungan, sehingga berpotensi menimbulkan kekeliruan, juga makan waktu. Dalam sistem transaksi nontunai, misalnya, jumlah digit yang kepanjangan bisa melampaui jumlah digit yang ditoleransi oleh infrastruktur sistem pembayaran dan sistem pencatatan.
Pengamat pasar modal dan pasar uang, Budi Frensidy, punya gambaran lebih gamblang. Angka-angka agregat ekonomi kita ditulis dalam satuan angka yang begitu besar. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dana pihak ketiga di perbankan, atau kapitalisasi pasar saham, misalnya, sudah ribuan triliun. Ini angka yang besar sekali, sulit dibayangkan.
Kelak, dengan perekonomian yang terus tumbuh, angka-angka ini terus membengkak menjadi ratusan ribu triliun atau jutaan triliun, sehingga kian sulit dibayangkan betapa banyak deretan nol di belakang satuan ini. Angka-angka itu juga sering kali sulit diproses oleh kalkulator finansial yang lazimnya hanya memuat 10 digit alias hanya untuk satuan belasan miliar saja. Nah, redenominasi akan menyederhanakan atau meringkas deretan panjang ini.
Agar masyarakat tidak bingung, pemerintah berjanji untuk melakukan penyederhanaan ini secara bertahap, bukan sekaligus. Jadi, pecahan Rp 10.000 tadi, misalnya, akan beredar mendampingi pecahan Rp 10 uang baru. Secara bertahap uang ungu ditarik dan pelan-pelan, digantikan uang baru. Proses ini akan berlangsung selama empat sampai enam tahun.(Berita Satu)
Penulis: Dwi Setyo Irawanto/AB
Penyederhanaan nominal alias redenominasi bukanlah isu baru. Tiga tahun lalu, pemerintah menggulirkan gagasan serupa, tapi kemudian melempem, setelah ditentang banyak kalangan, termasuk DPR. Namun, kali ini, rencana redenominasi agaknya berdering lebih nyaring. Selain meniup tanda dimulai sosialisasi, pemerintah juga akan segera mengajukan RUU Redenominasi kepada DPR. Setelah melalui masa transisi dan sosialisasi, diharapkan penyederhanaan nilai mata uang bisa dimulai tahun 2017 mendatang.
Persoalannya, apa arti redenominasi bagi ekonomi dan buat hidup kita sehari-hari?
Redenominasi adalah penyederhanaan nominal mata uang, tanpa mengubah nilai tukarnya. Demi kepraktisan, Bank Indonesia (BI) dan pemerintah akan membuang tiga nol terakhir dalam uang rupiah kita. Jadi, pecahan Rp 10.000 ungu bergambar Sultan Mahmud Badaruddin II yang kini beredar, misalnya, kelak akan ditarik, dan diganti pecahan baru dengan nominal Rp 10, tapi nilainya tetap sama. Jika uang ungu bergambar Sultan Mahmud bisa dipakai untuk membeli semangkok bakso, pecahan Rp 10 penggantinya kelak, juga dapat membeli bakso yang sama.
Jadi jelas, seperti kata Menteri Keuangan Agus Martowardojo, redenominasi bukanlah sanering atau pemotongan nilai uang. Nilainya tidak dipotong, yang diringkas hanya cara penulisan nominalnya saja. Singkatnya, tampilannya saja yang diubah.
Lalu kenapa tampilan itu harus diubah? Menurut Menteri Agus Martowardojo, redenominasi perlu dilakukan karena pecahan uang rupiah kita saat ini jumlah digitnya terlalu banyak, sehingga bisa menyebabkan inefisiensi. Nominal uang rupiah kita saat ini, tidak praktis.
Dalam proses input dan pelaporan data, misalnya, jumlah digit yang terlalu banyak akan merepotkan dan mengundang kesalahan. Mengetik ”Rp 10”, misalnya, tentu lebih ringkas dan lebih cepat ketimbang mengetik ”Rp 10.000”. Jika yang diketik hanya satu atau 10 data, selisihnya mungkin tidak kentara, tapi bagaimana jika ada jutaan atau miliaran entry data yang harus di-input?
Lebih Efisien
Gubernur Bank Indonesia Darmin Nasution memberi gambaran kerepotan tersebut dalam angka-angka yang lebih jelas. Menurut Darmin, nilai transaksi antarbank yang direkam bank sentral, setiap hari kini telah mencapai Rp 404 triliun. Ini melonjak hampir tiga kali lipat dari tahun 2009. ”Tiga tahun naik tiga kali lipat, bagaimana lima tahun ke depan? Itu cuma transaksi sehari, lalu berapa jumlahnya dalam setahun? Bayangkan, betapa banyak jumlah digit 0 yang ada di pencatatan di Bank Indonesia,” kata Darmin dalam acara sosialisasi redenominasi.
Itu sebabnya, Darmin menegaskan pentingnya penyederhanaan nilai nominal agar transaksi, pencatatan, dan pelaporan lebih efisien. “Dengan redenominasi, jumlah digit rupiah lebih sederhana. Penyelesaian dan pencatatan transaksi lebih singkat dan biayanya lebih murah,” katanya.
Darmin menambahkan, redenominasi penting untuk penyederhanaan pembukuan. Penulisan nilai barang dan jasa akan lebih ringkas dan sederhana, begitu juga penulisan uang. Ini akan menyederhanakan sistem akuntansi dalam sistem pembayaran.
Jumlah digit yang kebanyakan juga merumitkan penghitungan, sehingga berpotensi menimbulkan kekeliruan, juga makan waktu. Dalam sistem transaksi nontunai, misalnya, jumlah digit yang kepanjangan bisa melampaui jumlah digit yang ditoleransi oleh infrastruktur sistem pembayaran dan sistem pencatatan.
Pengamat pasar modal dan pasar uang, Budi Frensidy, punya gambaran lebih gamblang. Angka-angka agregat ekonomi kita ditulis dalam satuan angka yang begitu besar. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dana pihak ketiga di perbankan, atau kapitalisasi pasar saham, misalnya, sudah ribuan triliun. Ini angka yang besar sekali, sulit dibayangkan.
Kelak, dengan perekonomian yang terus tumbuh, angka-angka ini terus membengkak menjadi ratusan ribu triliun atau jutaan triliun, sehingga kian sulit dibayangkan betapa banyak deretan nol di belakang satuan ini. Angka-angka itu juga sering kali sulit diproses oleh kalkulator finansial yang lazimnya hanya memuat 10 digit alias hanya untuk satuan belasan miliar saja. Nah, redenominasi akan menyederhanakan atau meringkas deretan panjang ini.
Agar masyarakat tidak bingung, pemerintah berjanji untuk melakukan penyederhanaan ini secara bertahap, bukan sekaligus. Jadi, pecahan Rp 10.000 tadi, misalnya, akan beredar mendampingi pecahan Rp 10 uang baru. Secara bertahap uang ungu ditarik dan pelan-pelan, digantikan uang baru. Proses ini akan berlangsung selama empat sampai enam tahun.(Berita Satu)
Penulis: Dwi Setyo Irawanto/AB
Minggu, 24 Februari 2013
Dr. Rihab Taha, Kisah Wanita Pembuat Virus Berbahaya di Dunia
Banyak ilmuwan yang menggunakan kemampuannya untuk memajukan ilmu
pengetahuan, tetapi terkadang ada juga beberapa ilmuwan yang
menggunakannnya untuk tujuan lain. Mungkin banyak yang sudah pernah
mendengar nama Dr. Rihab Taha, karena reputasinya sebagai salah satu
dari wanita yang paling berbahaya di dunia.
Dr. Rihab Taha lahir di Irak pada tahun 1957. Tidak ada informasi mengenai tanggal lahirnya, mungkin sengaja dirahasiakan. Ia merupakan lulusan dari University of Baghdad dan memperoleh gelar Ph.D dari University of East Anglia dalam bidang racun tanaman di Norwich, Inggris.
Dia mempublikasikan dua artikelnya yang berjudul Contribution of tabtoxin to the pathogenicity of Pseudomonas syringae pv. tabac dan Effect of tabtoxin on nitrogen metabolism pada tahun 1986. Dua artikel tersebut ditulis Rihab dengan pengawasnya yang bernama profesor John Turner.
Dr. Rihab Taha lahir di Irak pada tahun 1957. Tidak ada informasi mengenai tanggal lahirnya, mungkin sengaja dirahasiakan. Ia merupakan lulusan dari University of Baghdad dan memperoleh gelar Ph.D dari University of East Anglia dalam bidang racun tanaman di Norwich, Inggris.

Dia mempublikasikan dua artikelnya yang berjudul Contribution of tabtoxin to the pathogenicity of Pseudomonas syringae pv. tabac dan Effect of tabtoxin on nitrogen metabolism pada tahun 1986. Dua artikel tersebut ditulis Rihab dengan pengawasnya yang bernama profesor John Turner.
Langganan:
Komentar (Atom)
Topik Populer Bulan ini
-
Asteroid 2012 DA14 dengan aman melewati bagian dalam cincin satelit cuaca dan telekomunikasi Bumi pada Jumat, melintas pada ketinggian 17.50...
-
“Kuda Troya” Anti Amerika Jerry Duane Gray (istimewa) Di antara banyak kalangan yang mencoba mengungkap skenario AS atas I...
-
Entahlah ini dalam acara apa, program TV atau bukan yang jelas di acara ini ditampilkan sesi perlombaan lepas bra. Dalam video ini terliha...
-
Benda terbang yang tak dikenal (UFO) selalu menampakkan diri di tempat yang tak pernah diperkirakan. Seperti halnya, seorang penduduk yang m...
-
Pesawat jenis Sukhoi Superjet 100 hilang kontak saat melakukan penerbangan di sekitar Bogor, Jawa Barat, Rabu (9/5/2012) sore, dan diperk...
-
sumber: http://feedproxy.google.com/~r/Strov/~3/cWsWz49Sh0I/beda-istri-dulu-sekarang-dan-masa-depan.html





