Senin, 10 Juni 2013

Lima negara Berpenduduk Mayoritas Muslim yang Gemar Akses Situs Porno

Data dari situs alexa.com mengenai posisi pelbagai situs dunia sedikit mencengangkan. Mereka melansir ternyata situs porno banyak diakses negara berpenduduk mayoritas muslim. Pelbagai alamat Internet seperti Vivid dan Red Tube berada di peringkat atas biasa diakses.

  Lima negara Berpenduduk Mayoritas Muslim yang Gemar Akses Situs Porno

Pornografi dilarang sangat keras di dunia Islam bahkan Mesir sudah tidak memperbolehkan situs porno beroperasi di Negeri Sungai Nil. Namun mereka masih ada saja caranya mencari jalan demi akses pelbagai gambar maupun film biru. "Tidak ada yang bisa menghentikan peredaran hiburan untuk dewasa selama masih ada kebutuhan untuk itu," ujar Steven Hirsch, penggagas Vivid, salah satu rumah produksi film esek-esek tersohor dari Amerika Serikat, seperti dilansir surat kabar the Huffington Post (14/11/2012).

Negara berpenduduk mayoritas muslim mana saja paling banyak akses situs porno? Dilansir dari stasiun televisi Al Arabiya dan Huffington Post, berikut ulasannya.



1. Pakistan

Dengan populasi penduduk sekitar 19.291.129 jiwa, sebanyak 95% warga Pakistan menganut Islam. Dinasti agama diajarkan Nabi Muhammad ini berkembang pesat namun ajaran baik tak selamanya menjamin seseorang pun berperilaku terpuji. Ternyata Pakistan peringkat pertama negara yang penduduknya banyak mengakses situs porno. Sebanyak 67% orang dewasa sering membuka tayangan esek-esek, paling banyak lelaki.

Tak hanya itu yang mengejutkan kata kunci selain Seks pada mesin pencari Google ternyata penduduk Pakistan juga meminati kata kunci persetubuhan tidak biasa seperti seks sesama jenis seperti gay atau lesbian, seks dengan hewan, seks dengan tumbuhan, atau seks dengan pelbagai hal tidak masuk akal, termasuk seks dengan setan atau mayat.

Meski pemerintah sudah memblokir pelbagai situs porno, nyatanya masih banyak alamat Internet biru masih bisa diakses bahkan salah satu situs bernama Neat Tube banyak menampilkan aktris porno amatir berkebangsaan Pakistan.

2. Mesir

Pornografi juga mendapat penolakan keras dari pemerintah. Pelbagai situs esek-esek diblokir. Namun dari populasi penduduk 82,54 juta sekitar 80 juta jiwa memeluk Islam dan hampir setengahnya doyan mengakses tayangan biru di Internet.

Pemerintah Mesir bekerja sangat keras dalam memblokir pelbagai situs porno dan usaha mereka cukup gigih. Terbukti beberapa alamat Internet pelbagai negara biasa menayangkan porno tidak bisa diakses, bahkan mereka bertindak cepat untuk menghapus segala jenis pornografi di tingkatan lokal.


3. Maroko

Islam boleh saja menjadi ajaran nomor satu di Maroko namun soal situs porno para dewasa di Maroko tak ketinggalan. Mereka pun rajin berselancar di dunia maya demi melihat tayangan biru.

Tak hanya itu Maroko juga dikenal menarik perhatian para turis kebanyakan perempuan lantaran lelaki di negara itu juga menjajakan cinta satu malam lewat Internet. Pedofilia alias ketertarikan seksual dengan bocah juga menjadi kasus tertinggi di Maroko. Ini lantaran hukuman bagi pelaku dan penikmat tayangan seks hanya diganjar sekitar enam bulan hingga setahun penjara.

4. Malaysia

Malaysia mungkin terlihat Islami dari luar sampai-sampai beberapa waktu lalu penggunaan kata Allah pun tidak boleh digunakan oleh keyakinan lain lantaran itu sering dipakai umat muslim untuk menyebut Tuhan. Namun dari populasi penduduk muslim 61,4 persen, setengah lebih rajin mengakses situs porno bahkan dengan kata kunci tidak biasa seperti seks perempuan berjilbab, seks dengan onta, dan sebagainya.

Pemerintah Malaysia tengah berusaha memerangi pornografi di negaranya namun mereka tidak menyadari ternyata gambar dan tayangan esek-esek itu menjamur lebih banyak dari dugaan.

5. Indonesia

Indonesia dengan populasi muslim terbanyak di dunia masuk dalam daftar lima negara paling banyak akses situs porno.

Pemerintah negara ini seolah impoten dan tidak mampu membendung maraknya situs porno hingga mampu dikonsumsi oleh banyak kalangan termasuk anak-anak di bawah umur hingga kejahatan asusila melibatkan mereka masih duduk di bangku sekolah menegah pertama bahkan sekolah dasar.

Sumber : Merdeka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar