Jumat, 28 Desember 2012

Jembatan Kayu Berusia 1000 Tahun di Cina Masih Kokoh Berdiri

Berusia hampir 1.000 tahun, jembatan kayu berbentuk melengkung di China ini masih tetap berdiri kokoh dan digunakan setiap hari. Jembatan ini membuktikan keahlian para perajin kayu dan tukang yang benar-benar ahli membuat konstruksi jembatan. 

Jembatan Kayu Berusia 1000 Tahun di Cina Masih Kokoh Berdiri


Struktur jembatan yang menakjubkan ini benar-benar membuktikan bahwa tidak semua tempat di China berubah total oleh tingkat pembangunan yang luar biasa saat ini. Hebatnya lagi, jembatan kayu ini menggantung di antara dua bantaran yang hijau oleh pepohonan di sekelilingnya.

Saat ini, jembatan tua tersebut masih berfungsi baik sebagai bagian dari kehidupan di dua kawasan yang dihubungkannya, yaitu Fujian and Zhejiang. Kedua provinsi ini terletak jauh di kawasan tenggara China.


Tercatat, dari 100 jembatan kayu berbentuk melengkung di China, 19 di antaranya berada di Kabupaten Shouning, Provinsi Fujian, termasuk kawasan Luanfeng dan Yangmeizhou dengan jembatan di pedesaan Xiadang.


Jembatan Kayu Berusia 1000 Tahun di Cina Masih Kokoh Berdiri


Sementara itu, jembatan tua lainnya ada di Qiancheng. Jembatan yang terletak di desa Tangkou, Fuzhou, yang masih masuk Provinsi Fujian ini bahkan terbilang lebih tua lagi. Jembatan tersebut dibangun pada masa kejayaan Dinasti Song antara tahun 1127 dan 1279.


Jembatan Kayu Berusia 1000 Tahun di Cina Masih Kokoh Berdiri


Kembali ke jembatan tua tadi, keunikannya benar-benar mendapatkan penghargaan yang layak. Sepanjang 62,7 meter dan lebar 4,9 meter, jembatan ini telah mengalami beberapa kali renovasi meskipun tetap mempertahankan ciri khas konstruksi tradisional China.


Jembatan Kayu Berusia 1000 Tahun di Cina Masih Kokoh Berdiri


Sampai akhirnya, kedua jembatan tertua di China itu masuk dalam daftar peninggalan budaya lokal, yang oleh UNESCO dicatat sebagai metode tradisional membangun jembatan. UNESCO memasukkan jembatan-jembatan ini dalam daftar Aset Peninggalan Budaya Nasional.



SUmber : Kompas

1 komentar: