Menteri Pertahanan (Menhan), Purnomo Yusgiantoro, mengatakan akan  menganggarkan sekitar Rp 150 triliun ($ 17 milyar) untuk pengadaan dan  pemeliharaan, serta perawatan alutsista yang sebagian besar diambil dari  Rencana Pembangunan Menengah Nasional 2010-2014.
"Dari jumlah  tersebut sebesar Rp100 triliun diambil dari Rencana Pembangunan Jangka  Menengah Nasional atau RPJMN 2010-2014," kata Purnomo kepada pers, di  Istana Wapres Jakarta, Rabu (29/9).
Hal tersebut dikemukakan usai  dirinya menerima penghargaan Cinta Karya Bangsa dari Wapres Boediono,  yang juga dihadiri oleh Menperind MS Hidayat, Menteri ESDM Darwin Saleh  serta sejumlah pejabat instansi/kementrian serta direktur BUMN.
Menurut  menhan, sisanya sebesar Rp50 triliun diharapkan bisa diperoleh oleh  kementriannya apabila ekonomi Indonesia ke depan tumbuh dengan baik.
Dirinya  mengakui, dana sebesar Rp 50 triliun tersebut masih belum bisa  terakomodasi tapi dirinya masih akan terus memperjuangkan. "Belum,  sekarang lagi kita perjuangkan," katanya.
Alutista yang akan  dibuat di dalam negeri dari anggaran Rp 150 triliun tersebut meliputi  kapal fregat, juga fast patrol boat (FPB). Untuk di perairan Indonesia  barat, TNI AL tidak mengembangkan kapal ukuran besar sehingga  pembuatannya bisa dilakukan di dalam negeri.
"Kita lengkapi  dengan rudal kapal-kapal kita, persenjataan modern. Kalau yang untuk  Indonesia timur memang besar-besar. Seperti fregat itu kita bangun di  Surabaya. Mudah-mudahan akhir tahun kita bisa mendeklarasikan untuk  membangun kapal selam di Indonesia juga di PT PAL," kata Menhan.
Maket kapal freegat yang tengah dibangun PT.PAL
Hal  yang menarik dalam pembuatan alutista tersebut adalah semua tenaga yang  mengerjakan adalah tenaga Indonesia sehingga bisa menciptakan suatu  lapangan kerja dan memiliki dampak berantai yang luas.
"Satu  fregat bisa menyerap sekitar 2.000 tenaga kerja jadi kalau dua fregat  bisa menyerap dua kali lipat tenaga kerja. Belum lagi dampak ekonomi  lainnya," kata Purnomo.
Untuk itu, tegasnya, dirinya tetap memprioritaskan penggunaan produksi dalam negeri dalam pembuatan alutista.
Optimis Renstra Tercapai
Menhan  Purnomo Yusgiantoro mengaku optimistis bisa memenuhi kekurangan Rp57  triliun anggaran alutsista sesuai rencana strategis (renstra) dalam  waktu lima tahun.
Itu karena didukung oleh kondisi perekonomian  Indonesia yang cukup kuat untuk memenuhi hal tersebut. "Sekarang sedang  diperjuangkan. Kami harap perekonomian Indonesia baik agar bisa  mendapatkannya," ujarnya.
Menurut Purnomo,perekonomian Indonesia  kini cukup kuat untuk menopang kebutuhan pertahanan tersebut. "Devisa  sekarang US$78 miliar, sangat kuat," ucapnya.
Ia menjelaskan,  dalam Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2010-2015,  dianggarkan sekitar Rp100 triliun untuk pengadaan dan perawatan  persenjataan. Padahal sebetulnya yang diperlukan tak kurang dari Rp157  triliun.
Artinya, masih ada Rp57 triliun yang harus ditambal  pemerintah dari sumber lainnya, semisal sindikasi bank. Purnomo  menyatakan bahwa uang yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan pertahanan  sebenarnya bakal kembali untuk industri domestik, membuka kegiatan  ekonomi, dan lapangan kerja.
Blog ini menyajikan berita terhangat baik dari dalam negeri maupun dali luar negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar